Pasca Teror Bom, Sri Lanka Blokir Media Sosial

Rangkaian serangan teror itu menimbulkan kekhawatiran akan timbulnya kembali kekerasan komunal yang sering melanda negara itu. Polisi melaporkan pada Minggu malam (21/4) bahwa sebuah masjid di barat laut menderita serangan bom bensin dan dua toko milik Muslim di barat menjadi sasaran aksi pembakaran.
Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan akan “bekerja sangat intensif” untuk mencari tahu apakah ada warga negara Jerman yang terbunuh atau terluka. Setidaknya 27 warga asing diberitakan tewas dalam serangan teror itu, di antaranya warga Amerika Serikat, Jepang dan India.
Pemblokiran media sosial
Pihak berwenang Sri Lanka memblokir layanan media sosial Facebook, WhatsApp (WA) dan Instagram (IG) hari Senin (22/4) dengan alasan untuk menghentikan penyebaran “laporan berita-berita palsu” di berbagai platform mengenai serangan Minggu Paskah.
Pihak berwenang mengatakan pemblokiran akan dilakukan sampai ada kesimpulan cukup jelas dari penyelidikan atas rangkaian serangan bom itu. Pemblokiran juga diberitakan terjadi pada YouTube dan Snapchat, namun tidak pada Twitter.
Langkah itu bukan yang pertama kali dilakukan pemerintah Sri Lanka. Bulan Maret 2018 pemerintah juga memberlakukan pemblokiran media sosial selama seminggu karena khawatir bahwa platform media sosial akan digunakan untuk menggerakkan kekerasan anti-Muslim di wilayah tengah negara itu. (jpc)