Pemilu 7 Tahap

Pemilu yang berkualitas itu dirumuskan secara sederhana: aman dan jurdil (jujur dan adil). Jurdil itu sebenarnya keamanan juga. Kalau tidak jurdil langsung tidak aman.
Untuk jurdil wasitnya harus netral. Demikian juga aparatnya.
Wasit utamanya adalah KPU India. Aparat yang dianggap bisa menjaga netralitas adalah tentara nasional. Militer.
Di sana ada persepsi bahwa polisi lokal sering memihak. Justru jadi sumber kerawanan keamanan.
Maka tentara nasional yang dipercaya untuk mengamankan pemilu. Namun jumlah tentara tidak mencukupi. Kalau pemilunya serentak dalam satu hari.
Wilayah India sangat luas. Banyak pula yang terpencil. Lebih satu juta TPS yang letaknya sulit dijangkau.
Namun itu bukan alasan untuk bisa tidak aman dan tidak jurdil. Maka dibuatlah jadwal yang tentara mampu mengawalnya. Dengan cara cukup waktu untuk mengirim personel ke TPS terjauh sekalipun.
Penetapan jadwal itu disesuaikan juga dengan kemampuan logistik. Andalan angkutan mereka adalah kereta api. Terutama untuk mengirim tentara nasional ke seluruh pelosok negeri. Termasuk ke TPS terpencil.
Intinya: TPS harus aman. Proses mencoblosnya harus aman. Proses penghitungan suara harus aman. Pengangkutan suara harus aman. Dan itu diserahkan pengawalannya kepada tentara nasional.
Itulah sebabnya di sana proses pencoblosannya begitu lama. Tapi proses penghitungannya yang cepat. Satu hari.
Sebaliknya di sini: pencoblosannya begitu cepat. Penghitungannya yang lama.
Entah mana yang lebih baik. (***)