Kembali ke OBOR

Belakangan Athena menyusul. Seperti agak buru-buru. Minta dimasukkan dalam forum negara Eropa 16+1 menjadi 17+1. Dua minggu lalu. Agar sempat diikutkan muktamar ke-2 OBOR.
Begitu banyak kepala pemerintahan yang hadir di muktamar ini. Seperti mengabaikan begitu saja seruan Amerika. Yang tidak hadir hanya dua: India dan Amerika.
Saya melihat OBOR memang mempunyai banyak kelebihan. Prosedur mendapatkannya tidak berbelit. Cepat. Nilainya besar.
Kelemahannya: bunganya lebih tinggi. Dibandingi pinjaman jangka panjang dari Jepang. Atau Amerika.
Kelemahan pinjaman dari Jepang/Amerika adalah prosedurnya sulit. Persyaratannya njelimet. Mengurusnya lama. Bisa tiga tahun.
Saat persetujuan turun nilai proyek sudah berubah. Kondisi lapangan juga sudah beda. Nilainya tidak sebesar OBOR.
Kelebihannya: begitu disetujui beres. Ruwet di depan tapi beres di pelaksanaannya. Jalannya proyek sangat lancar. Dengan mutu yang baik.
Amerika memang mengakui anggaran yang disiapkan tidak sebesar OBOR. Hanya 60 miliar dolar setahun. Sedang OBOR sampai 3 triliun dolar. Bedanya begitu jauh.
Kalau saja saya boleh hadir di muktamar OBOR lusa saya akan usul: perbaikilah tata kelola OBOR. Terutama: tolaklah kalau ada permintaan dana siluman di dalamnya.
Jepang dan Amerika sangat ketat di bidang itu. Bahkan Amerika menyiapkan dana khusus untuk LSM yang akan ikut mengontrol setiap proyeknya. (***)