Meneliti Groin Permeable di Pesisir Pantai, Bisa Kendalikan Sedimen tanpa Erosi

  • Bagikan
Dosen Studi Teknik Kelautan Departement Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Unhas, Hasnidar Umar

Banyak pesisir pantai di Sulawesi Selatan perlahan-lahan mulai hilang. Saatnya untuk mengantisipasi itu.

  Laporan: EDWARD ADE SAPUTRA FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Luas daratan semakin lama semakin berkurang. Hal itu terjadi hampir di seluruh penjuru dunia. Khususnya di daerah pantai. Apalagi sudah banyak pesisir pantai yang tidak dilindungi tanaman bakau. Rerata abrasi terjadi dikarenakan gelombang. Bukan sekadar mengurangi luas daratan, tetapi juga terjadinya proses transpor sediment menyusur pantai (longshore sediment transport). Proses transpor sedimen ini menyusur pantai ini mengakibatkan erosi. Efeknya garis pantai semakin mundur. Selain itu juga menyebabkan pandangkalan dan garis pantai (akresi pantai) semakin menjauh. Akhirnya fungsi pantai atau bangunan pantai semakin berkurang. Dosen Studi Teknik Kelautan Departement Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Unhas, Hasnidar Umar dalam disertasinya menyebut salah satu struktur pelindung pantai yang dapat mengendalikan besarnya angkutan sedimen menyusur pantai adalah groin permeable. Groin permeable ini bisa mengendalikan angkutan sedimen yang menyusur pantai tanpa mengakibatkan erosi di bagian downdrift (bagian strutur pantai yang menghadap kearah baliknya air) groin. Dengan begitu, perubahan garis pantai antara updrift groin (bagian strutur pantai yang menghadap kearah datangnya air) dan downdrift groin tidak terlalu ekstrem. "Perlu diingat bahwa ombak dan arus pantai itu datang dengan lurus, saat kembali (pecah) tidak semuanya lurus, ada yang melintang atau menyusuri pantai. Hal itu cukup masif dan mempengaruhi bibir pantai," katanya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan