Oleh Dahlan Iskan
FAJAR.CO.ID--Kali ini tumben. Setiap kali ada pilpres koran-koran besar Amerika bersikap: mendukung capres yang mana.
Kecuali harian nasional USA Today. Selasa kemarin koran itu berbuat 'tumben'. Kali ini menunjukkan sikap: tidak merekomendasikan Donald Trump menjadi calon presiden yang pantas dipilih. Di pilpres tahun depan.
Biasanya koran-koran independen di Amerika 'mendukung siapa'. Bukan 'tidak mendukung siapa'.
Baru USA Today yang melakukan itu. Alasannya diuraikan panjang lebar. Di rubrik editorialnya.
Misalnya: Trump itu orangnya aneh. Tidak menentu. Tidak bisa dipegang. "Erratic," tulis USA Today.
Trump juga dinilai "tidak cukup punya kemampuan untuk menjadi panglima besar".
Ada lagi: Trump punya pribadi yang kasar dan kebohongannya berseri-seri. Serial.
Ini juga: Trump itu penuh dengan prasangka. "Trump itu tidak level dibanding watak orang Amerika," tulis USA Today.
Karena itu, menurut koran tersebut, rapat dewan redaksi sepakat bulat. Untuk tumben. Tidak merekomendasilan Trump sebagai calon presiden.
Trump selama dua tahun kepresidenannya dinilai hanya memperdangkal dialog nasional. Wacana nasional berubah menjadi dialog yang kasar.
Semua itu didasari dari latar belakang karier panjang Trump di bisnis yang zig-zag. Yang loncat-loncat.
Sikap USA Today ini mengejutkan karena begitu dininya dilontarkan. Proses pencapresan sendiri masih sangat awal. Tingkat partai pun belum.
Hanya saja, memang.
Incumbent biasanya otomatis dicapreskan oleh partainya. Republik.
Tentu Trump langsung naik pitam. Koran itu dia ramal akan ditinggalkan pembacanya. Dan akan mati sebelum ia menyelesaikan masa jabatan kedua nanti.