Pilihan Diksi

Oleh: Hasrullah (Dosen Fisip-Unhas)
Memulai diskursus wacana pada setiap perdebatan di depan publik, sepantasnya kita memilih kata yang memberikan kesejukan, apalagi ketika berpidato.
Selayaknya, narasi yang disampaikan di depan publika dalah kalimat-kalimat positif dan menyejukkan serta bernuansa motivasi. Oleh sebab itu, ada baiknya kita menyimak pendapat seorang penulis handal kelahiran Amerika Serikat, William Arthur Warddengan kata bijaknya, “Guru yang biasa-biasa saja, memberitahu. Guru yang baik, menjelaskan. Guru yang unggul, menunjukkan. Guru yang luar biasa, selalu mengispirasi.”
Makna bijak di atas, sebaiknya menjadi petunjuk kepada siapa saja yang diberi amanah sebagai pemimpin. Kesejukan dan kesopanan kata yang terlontar di depan publik selalu memberi motivasi untuk berbuat yang terbaik di mana dia mengabdi. Kata-kata pamungkas yang terkemas dalam narasi pidato apik akan menjadi key word atau “peluru emas” yang ditembakkan ke kepala khalayak sehingga tertancap di pikiran - perasaan khalayak sehingga terhenyu dan tersadar “dalam tidur” akibat diksi pilihan terbaik.
Maka pilihan kata atau diksi yang dipilih oleh seorang pemimpin telah menjadi senjata utama untuk memotivasi seseorang. Diksi yang positif akan merangsang pikiran dan perasaan bahwa pemimpin telah memainkan dirinya sebagai “guru” motivasi karena kata-katanya selalu menginspirasi. Maka dari itu, sebagai pemimpin jangan sampai memilih kata tidak tepat dalam menyampaikan pesan di depan publik. Kita tidak boleh menyampaikan kata yang membunuh dan mempermalukan seorang bawahan.