Demo Hamil

  • Bagikan
Chan lantas membenturkan kepala Poon ke dinding. Lalu mencekik lehernya dari belakang. Terjadilah perlawanan. Mereka bergumul di lantai. Selama 10 menit. Sampai diketahui Poon meninggal dunia. Chan langsung mengemasi barang-barang milik Poon. Untuk dimasukkan ke satu koper. Kecuali handphone milik Poon. Dimasukkan ke tas Chan sendiri. Dan kartu kredit milik Poon. Ia masukkan ke dompetnya. Sedangkan mayat Poon dimasukkan ke koper yang lain. Beres. Tidur. Besok paginya Chan membuang barang-barang milik Poon. Juga membuang mayatnya. Di satu taman dekat terminal bus Zhuwei. Chan langsung ke bandara. Pulang ke Hong Kong. Aman. Hanya orang tua Poon yang gelisah. Anaknya kok tidak datang pada hari yang dijanjikan. Pun hari-hari berikutnya. Tanpa ada WA pula. Dua minggu kemudian barulah ibunya bikin laporan polisi: anaknya hilang. Namun sang ibu menemukan kertas pemesanan hotel. Tertinggal di kamar anaknya. Juga pemesanan tiket pesawat pulang-pergi. Atas nama dua orang Itu. Polisi pun mendapat petunjuk yang sangat berarti. Chan sebenarnya juga gelisah. Di dalam hati. Terutama sejak ada pengumuman anak hilang itu. Maka ia datang ke kantor polisi: mengakui apa adanya. Dialah yang membunuh pacarnya yang hamil itu. Tentu semua jalan cerita tadi versi Chan. Apakah benar ia emosi. Terpancing oleh pengakuan pacarnya. Bahwa ayah bayi itu pacar lama pacarnya. Juga apakah benar terjadi perlawanan. Yang jelas benar, adalah ia dua kali mengambil uang di kartu kredit milik almarhumah pacarnya. Carrie Lam memang menyebut kasus itu dalam proposalnya, tetapi yang seperti itu akan banyak. "Saya tidak mau Hong Kong menjadi surga persembunyian penjahat," ujar Carrie Lam. Yang secara luas dikutip media internasional.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan