Diringkus Densus 88, Ini Sosok Anshari

Usaha Anshari, kata dia, juga mulai sedikit macet atau terlambat buka karena si adik sering begadang. Bahkan dia juga sudah sambungkan kabel jaringan internet ke rumahnya.
Tidak hanya kecanduan medsos yang bisa dicurigai berkomunikasi dengan Tommy dan Abdullah, kelakuan Anshari terhadap anggota keluarga pun mulai berubah drastis. Beberapa aktivitas keagamaan dan juga gambar-gambar yang berunsur keagamaan dinilainya kafir dan juga harus diturunkan dari tembok.
“Kami curiga dia itu kenal Tommy dan Abdullah dari Facebook atau apa, soalnya hampir setiap saat dia mulai tertutup dan sering katakan kami ini kafir. Gambar-gambar yang dipajang di tembok katanya salah dan harus diturunkan,” ujarnya.
Ketika dia sudah mulai sesat, tidak lama datanglah dua orang temannya yang katanya dari Aceh menginap di rumahnya. “Kami juga tidak mencurigai apa-apa, karena kami sendiri tahu dia banyak teman dan mudah bergaul, ” ujarnya.
Tiga hari bersama Abdulah dan Tommy, Anshari akhirnya pamit pada ayahnya untuk pergi berkebun dan mengikuti guru.
“Saya bingung mas, setelah temannya itu datang, dia bilang katanya mau berkebun dan mengikuti guru. Guru di mana dan siapa? Kami curigai dia ke Gunung Mas itu dan sudah janji sama temannya-temannya itu,” ujarnya terlihat kesal sekaligus terkejut.
Kemudian arahan dari keluarga, selalu dilawannya. Bahkan nasihat almarhum ibunya tidak pernah digubris. “Saya sendiri baru bisa lega pas dia ditangkap beberapa hari kemarin mas,” ungkapnya.
Kepergiannya bersama kedua temannya yang merupakan tersangka teroris itu merupakan perpisahan terakhir dengan Ibunya Hj Nurfatimah. Beberapa pekan setelah keberangkatannya bersama temannya, Ibundanya tercinta meninggal. Dia tidak sempat melihatnya.