Bonus Demografi dan Ancaman Demensia Digital

  • Bagikan
Menurut data Scientist Sharing Vision, menyebutkan Indonesia pada tahun 2019 pengguna smartphone diperkirakan meningkat 26,17 persen menjadi 140,4 Juta. Begitu pun untuk penggunaan internet akan meningkat 12,8 persen menjadi 178,4 Juta. Sementara untuk pengguna mobile internet meningkat 9,23 persen diprediksi menjadi 89,4 Juta. Sungguh tren peningkatan yang sangat luar biasa. Bagi sebagian orang tua di zaman yang serba gawai, sudah mulai membiasakan anak-anaknya dengan smartphone bahkan sedari kecil. Tapi sadarkah bahwa saat ini generasi muda kita sedang mengalami ancaman yang sangat serius terkait gawai. Penggunaan smartphone yang berlebihan bisa berdampak terhadap psikis bahkan kerusakan otak anak. Sekarang coba perhatikan anak-anak di sekitar kita, apakah mereka gelisah jika smartphone-nya tidak ada. Ataukah mereka betah berlama-lama untuk main game atau sekadar menonton youtube atau film digawainya. Kecanduan smartphone namanya, dan apakah orang tua sadar bahwa anak kita terancam dengan suatu penyakit yang menyerang otak. Penyakit itu bernama demensia digital. Istilah demensia digital pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan saraf terkemuka asal Jerman yaitu dr. Manfred Spitzer (2012). Demensia digital menggambarkan penggunaan teknologi digital yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan kemampuan kognitif. Menurutnya bahwa memori jangka pendek seseorang akan mulai memburuk karena menggunakan teknologi secara berlebihan. Beliau memperingatkan tentang bahaya gawai bagi anak-anak karena dapat menyebabkan kegagalan dalam perkembangan otak yang bersifat permanen.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan