Bonus Demografi dan Ancaman Demensia Digital

  • Bagikan
Dampak jangka panjang yang timbul dapat menyebabkan keterbelakangan dan perkembangan emosi pada anak. Celakanya anak-anak lebih berisiko dibanding orang dewasa, karena diusia anak-anak otaknya masih dalam proses pertumbuhan. Dikhawatirkan menjelang tahun 2034 yang diprediksi akan menjadi puncak bonus demografi, anak-anak muda Indonesia akan lebih banyak menggunakan smartphone untuk “bersenang-senang” ketimbang untuk mengasah kognitif agar terangsang berfikir cerdas dan kreatif. Diharapkan masrayakat Indonesia dapat mengambil manfaat dari penggunaan teknologi smarthpone untuk menjadi peluang dalam mengembangkan kemampuan daya nalar berpikir kreatif dan tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan.Ditahun-tahun mendatang Indonesia bisa digdaya maju ditangan generasi muda yang produktif, tapi bisa juga terjun bebas ke lembah keterpurukan ditangan generasi muda yang teracuni oleh penggunaan smartphone yang berlebihan dan berdampak negatif. Selaku pribadi, orang tua, masyarakat sosial dan juga pemerintah saatnya untuk memberikan pendidikan dan pemahaman yang baik dan benar kepada anak-anak muda dalam penggunaan smarthphone ke arah positif. Mulai dari rumah, sekolah, lingkungan sekitar dan terutama berkaca pada diri sendiri apakah kita sudah proporsional dalam menggunakan smartphone. Jawabanya ada pada pribadi masing-masing. Oleh karenanya, jangan racuni generasi muda dengan memberikan smartphone secara berlebihan, tempatkan smartphone sebagai alat edukasi yang bernilai positif. Lindungi dan sayangi anak-anak kita dari pengaruh negatif smartphone dan jangan jadikan mereka kecanduan smartphone, percayalah kehidupanya yang cerah dapat mencerahkan muka bangsa Indonesia kedepan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan