Kerukunan Antar Umat Beragama

Banyak upaya dalam membentuk gerakan kerukunan antar umat beragama yang harus dilakukan. Seperti mengadakan dialog lintas iman, camp peace religions, futsal for peace, lapak buku antar umat beragama serta sering-sering melakukan perjumpaan antar umat beragama untuk mengikis prasangka dan menyadari bahwa perbedaan yang ada harus dapat hidup menjadi sebuah kekuatan untuk bersatu. Masih banyak cara dilakukan dalam membentuk sebuah kerukunan umat beragama, selain mengikat silaturahmi, juga menciptakan sifat yang toleran dalam setiap individualis.
Namun, minimnya kepedulian dan pemahaman generasi “zaman now” mengenai kerukunan antar umat beragama, sehingga sikap toleransi tidak lagi dihiraukan. Hal inilah yang membuat mereka kurang pemahaman dalam memahami sebuah perbedaan. Kebanyakan di antara anak muda masa kini memiliki sikap intoleran yang tinggi. Bagaimana tidak, egiosme menjadi anutan dipikiran mereka, kalau secara terus-menerus seperti ini, lalu kapan bangsa kita bisa dikatakan “a Country Full a Peace” (Negara yang penuh dengan perdamaian)?
Membentuk komunitas
Biasanya membentuk atau membangun sebuah komunitas itu identik dengan anak muda “zaman now”. Ini adalah hal yang paling bagus untuk mengikat silaturahmi dan kerukunan, apalagi dengan membangun komunitas lintas iman. bukankah, ini adalah cara yang efektif untuk menimbulkan sifat toleran dan perdamaian antar umat agama dan membuang jauh prasangka buruk.
Salah satunya komunitas lintas iman yang ada di Makassar yaitu Mahabbah atau biasa disebut dengan Mahabbah Institute for Peace and Godness adalah sebuah organisasi yang bergelut di bidang lintas iman dengan semangat juang mereka untuk mempersatukan perdamaian antarumat beragama.
Dalam dinamika relasi kerukunan umat beragama, anak mudalah yang berperan dalam membangun relasi dalam kerukunan umat beragama yang toleran. Jika bukan generasi muda yang membentuk. Lantas, siapa yang akan menciptakan sebuah perdamaian?