Islam dan Peradaban yang Hilang

  • Bagikan
Tak heran jika kemajuan Barat hingga saat ini, pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol. H.A.R. Gibb dalam bukunya Whitter Islam menyatakan, “Islam sesungguhnya lebih dari sekadar agama, ia adalah sebuah peradaban yang sempurna”. Alquran sebagai sumber pengetahuan Tampaknya umat Islam meyakini, pengetahuan pada dasarnya bersumber dari pesan Alquran sebagai pertanda Tuhan yang memungkinkan manusia untuk belajar dan memahami alam. Banyak ayat Alquran yang menerangkan dan menantang manusia dalam menciptakan teknologi maju, bahkan makna ayat diartikan sebagai pesan untuk memahami fenomena alam seperti hujan, angin, pergantian siang dan malam sebagai tanda-tanda Ilahi kepada manusia dalam mengamati serta merenungkan bukti kekuasaan-Nya. Hasilnya, lahirlah berbagai disiplin ilmu seperti ilmu kedokteran, kimia, astronomi, psikologi dan cabang-cabang ilmu lainnya yang memiliki hubungan langsung dan tak langsung dengan kitab suci umat Islam. Jadi, tidak mengherankan jika pada masa keemasan Islam, para pemikir Muslim memiliki reputasi luar biasa, bahkan seorang dokter, di satu sisi, di sisi lain menjadi ahli metafisika dan filsuf. Selain Alquran sebagai sumber rujukan pengetahuan umat Islam, sikap keterbukaan menjadi faktor penting berkembang pesatnya ilmu pengetahuan. Hal ini ditandai dengan didirikannya House of Wisdom yang dikenal dengan istilah “Baitul Hikmah” para ilmuan, baik Muslim maupun non-Muslim berusaha mengumpulkan dan menerjemahkan berbagai disiplin ilmu ke dalam bahasa Arab kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Turki, Shindi, Persia, Ibrani, dan Latin. Sehingga pada saat itu, Islam telah berhasil menciptakan jaringan lintas budaya dengan menarik Muslim dan kalangan non-Muslim seperti Kristen dan Yahudi dalam rangka membangun peradaban ilmiah, sehingga Islam muncul sebagai peradaban universal.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan