Digitalisasi e-Catalog, Hemat Anggaran Pertanian Rp1,2 T

Mekanisasi mampu mengurangi kerugian petani, baik saat menanam maupun panen. Menurut Amran, kehilangan atau losses saat panen biasanya terjadi saat pemotongan, Perontokan, Pengeringan, dan diperhitungkan bisa mencapai 10 persen. Namun panen dengan menggunakan combine harvester hanya 1% - 3%.
"Jauh sangat efisien dan menguntungkan petani. Efisiensi kerja dengan menggunakan alsintan dapat terlihat dalam waktu kerja olah tanah yang biasanya bila manual butuh 320-400 jam/hektare, kini dengan alsintan hanya butuh 4-6 jam per hektare atau 97.4% lebih efisien dan menghemat biaya kerja hingga 40% (hanya 1.2 juta per hektare bila sebelumnya 2 juta per hektare),” terang Amran.
Efisiensi waktu juga berpengaruh terhadap alokasi tenaga kerja yang akhirnya akan mempengaruhi efisiensi biaya. Berdasarkan uji yang dilakukan oleh Kementan, mekanisasi telah mampu menurunkan biaya produksi sekitar 30?n disisi lain mampu meningkatkan produktivitas lahan 33,83%.
Dukungan terhadap upaya pemerintah mewujudkan Pertanian 4.0 datang dari Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Imam Santoso. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Teknologi Pertanian Indonesia (FKPT-TPI) tersebut menyampaikan bahwa sektor pertanian harus sudah mengimplementasikan teknologi dalam proses pertanian dari hulu sampai dengan ke hilir.
"Di era serba digital ini, sektor pertanian harus sudah mulai menggunakan teknologi. Dengan teknologi semua akan menjadi efektif dan efisien. Begitu pula target yang akan dicapai akan lebih realistis, karena teknologi itu identik dengan presisi tinggi," ujar Imam.