Gerindra Minta Pendukung Prabowo Move On

  • Bagikan
Prabowo Subianto
FAJAR.CO.ID, JAKARTA--Rekonsiliasi antara Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terus didorong semua pihak. Diharapkan, rekonsiliasi tersebut bisa menurunkan tensi yang selama ini panas. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menyambut baik tujuan rekonsiliasi untuk menurunkan ketegangan. Namun, ia tak ingin, rekonsiliasi dipersepsikan sebagai ajang bagi-bagi kursi. “Rekonsiliasi tidak dimaknai dengan pembagian kursi ke depan. Maka, Pak ‎Jokowi, kami meyakini desain kabinet ke depan akan berbicara mengenai kualifikasi sosok menteri,” ujar Hasto kepada wartawan, Senin (1/7). Sementara kapan rekonsiliasi itu bakal dimulai, Hasto memperkirakannya dalam waktu dekat ini. “Saya rasa tinggal menunggu waktu saja. Proses komunikasi terus dilakukan,” katanya. Dalam pertemuan itu, kata Hasto, Jokowi-Ma’ruf akan mendengarkan masukan-masukan dari Prabowo Subianto. Sehingga, ide-ide baik dan membangun dari Prabowo-Sandi bisa diimplementasikan dalam pemerintahan 2019-2024. “Pak Prabowo sosok pemimpin. Tantangan sebagai bangsa adalah mendengarkan masukan Pak Prabowo menjadi hal yang positif,” ungkapnya. Hasto menambahkan, sampai saat ini pihaknya terus menjalin komunikasi dengan partai di luar pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin. Seperti Partai Gerindra, Demokrat, PKS, PAN dan Berkarya. Sehingga tidak tertutup kemungkinan akan ada partai baru yang mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin. “Mau tidak mau dalam demokrasi yang sehat parpol pasti akan memilih kader terbaik untuk mengisi jabatan menteri. Tapi, itu hak prerogatif sepenuhnya oleh presiden,” katanya.
Di Depan Mata Bocah 7 Tahun, Suami Bunuh Istri Turunkan Harga Tiket, Menko Perekonomian Tagih Janji Maskapai Pantas Messi “Pusing”, Pep Guardiola Sebut Barca seperti Argentina
Terpisah, anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra, Andre Rosiade menyambut baik rencana pertemuan kedua tokoh tersebut. Dia juga berpendapat, tensi yang panas di pilpres ini perlu didinginkan. Bukan semata-mata soal bagi-bagi jatah kursi menteri. “Jadi, jangan menilai dua tokoh ini bagi-bagi kekuasaan, karena yang dibicarakan itu harusnya menurunkan tensi dulu,” katanya. Selain itu, Andre juga meminta kepada pendukung Prabowo-Sandi untuk tidak terjebak dalam nostalgia pilpres 2019. Sebab, hajatan lima tahunan itu telah selesai. Dia pun meminta para pendukung Prabowo-Sandi menatap masa depan. “Setiap pendukung untuk move on, karena pilpres sudah selesai. Sudah saatnya menatap masa depan,” ungkap Andre. (jp)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan