Pacar Lama

  • Bagikan
Setelah cukup panjang Kuok minta ijin bicara soal MSA. "Oh.. Anda ingin jadi Dirut MSA?" tanya Tun. Padahal Malaysia sudah terlanjur punya calon sendiri: DR Lim Swee Aun. Ia mantan menteri perdagangan dan industri. M. Lim tidak bisa lagi menjadi menteri. Karena gagal mendapat kursi DPR di Dapilnya. Malaysia memperkirakan Singapura akan setuju. Toh ia suku Tionghoa juga. Ternyata S belum bisa menerima usulan M itu. "Ia orang baik tetapi saya tidak suka," ujar Goh pada Kuok. M tahu sikap S itu. Maka Tun mengira Kuok datang padanya dengan sangkaan ingin jadi Dirut MSA. "Bukan saya yang mau," jawab Kuok pada Tun. Berceritalah Kuok pada Tun: latar belakangnya. Tun lantas sangat mendukung kalau Kuok jadi Dirut MSA. Jadilah. Kuok pun memasuki keruwetan birokrasi. Yang susunan direksinya seperti itu. Yang dirutnya tersandera oleh delapan veto direksinya. Yang direksi-direksi dari S-nya begitu agresifnya. Dan begitu lugasnya. Yang direksi dari M-nya begitu diamnya. Dan begitu bapernya. Kalau sudah masalah keuangan direksi dari S sangat 'tajam'. Setajam pisau cukur. Tidak peduli seperti apa perasaan direksi yang dari Malaysia. Kuok juga pernah mengusulkan penghematan. Mengganti pilot Inggris dengan pilot dari Burma atau Indonesia. Seorang direksi bule tidak setuju. "Hanya pilot Inggris yang bisa menerbangkan pesawat. Pilot Indonesia akan mendaratkan pesawat di laut atau di hutan," katanya. Kuok menolak penilaian itu. Kebetulan baru saja ada kecelakaan pesawat. Yang pilotnya Inggris. Direksi bule itu pun gentleman. Tidak memasalahkan lagi.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan