JK Saksikan ‘I La Galigo” Keempat Kalinya

  • Bagikan

Laporan Jeri Wongiyanto Staf Asisten Deputy Komunikasi dan Informasi Publik (KIP), Setwapres RI

FAJAR.CO.ID,JAKARTA -- Untuk ke empat kalinya, Wapres Jusuf Kalla menyaksikan pentas teater kelas dunia “I La Galigo”. Kali ini Wapres bersama istrinya Mufidah, memboyong anak, cucu, sejumlah pejabat di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden dan kerabat. “Sudah empat kali saya nonton,” kata JK pada sutradara ‘I La Galigo”, Robert Wilson seusai pementasan. JK sendiri selalu mengagumi setiap kali menyaksikan pementasan yang difukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, Yayasan Bali Purnati bekerja sama dengan Ciputra menggelarnya pada 3 hingga 7 Juli 2019 di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta. I La Galigo merupakan sebuah pementasan yang naskahnya diadaptasi dari “Sureq Galigo”. Pertunjukan ini memiliki misi untuk mengenalkan seni budaya nusantara kepada masyarakat luas. Sejak dipentaskan pertama kalinya di Esplanade Theatres on the Bay (Singapura) pada 2003, lakon ini terus menuai pujian saat digelar di kota-kota besar dunia, seperti: Lincoln Center Festival (New York) , Het Muziektheater (Amsterdam), Fòrum Universal de les Cultures (Barcelona), Les Nuits de Fourvière (Rhône-France), Ravenna Festival (Italy), Metropolitan Hall for Taipei Arts Festival (Taipei), Melbourne International Arts Festival (Melbourne), Teatro Arcimboldi (Milan), sebelum akhirnya kembali ke Makassar untuk dipentaskan di Benteng Rotterdam. Tahun lalu dipilih sebagai pementasan khusus berkelas dunia pada saat Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 di Bali. Bahkan, media sekelas The New York Times pun tak segan menyebutnya "Stunningly beautiful music-theater work" ketika I La Galigo menjadi pembuka pada Festival Lincoln Center 2005. Sureq Galigo sendiri adalah wiracarita tentang mitos penciptaan suku Bugis yang terabadikan lewat tradisi lisan dan naskah-naskah; terekam dalam bentuk syair (circa abad ke-13 dan ke-15) dalam bentuk puisi bahasa Bugis kuno yang juga ditulis dalam huruf Bugis kuno. Puisi ini terdiri dalam sajak bersuku lima yang menceritakan kisah asal usul manusia.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan