Unhas-IGBD Parepare Dongkrak Minat Belajar Bahasa Daerah

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, PAREPARE- Ikatan Guru Bahasa Daerah (IGBD) Kota Parepare bekerja sama Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas), menggelar workshop Pembelajaran Bahasa Daerah Berbasis IT. Workshop bertemakan "Menciptakan Pembelajaran Asyik, Krearif, Efektif, dan Menyenangkan Bagi Guru Bahasa Daerah se-Kota Parepare" ini digelar di Gedung Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, Sabtu, (20/7/2019). Ketua IGBD Kota Parepare, Rahmaniar mengatakan, mata pelajaran bahasa daerah saat ini ibarat mata pelajaran asing yang kurang diminati siswa. Kesalahan bukan terletak pada siswa, bukan pula pada orang tua, atau lingkungan masyarakat, namun kesalahan terletak pada proses pembelajaran yang terkesan monoton. "Atas dasar itulah kami berinisiatif menggelar Workshop Pembelajaran Bahasa Daerah Berbasis IT yang kami sinergikan dengan program pengabdian masyarakat Universitas Hasanuddin," ujar Niar, sapaan akrab Ketua IGBD Parepare itu. Sebanyak 25 peserta yang berasal dari guru bahasa daerah di tingkat SD, SMP, dan SMA hadir dalam Workshop tersebut. Materi-materi yang disajikan pun terbilang menarik dan interaktif. Dua di antara aplikasi TIK yang disajikan dalam workshop, seperti font Lontara' Yusring yang dipakai tak hanya di desktop atau komputer, namun juga pada smartphone sehingga para penggunanya dapat menulis Lontara' di WhatsApp, Facebook, email, dan media sosial lainnya. Adapula aplikasi Hot Potatoes. Hot Potatoes karya Dr. Yusring Sanusi (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unhas), merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk menyusun soal-soal ulangan bahasa daerah, baik secara offline maupun online sehingga dapat memudahkan tugas guru dalam mengevaluasi potensi siswa.
Hasyim Kasim Pimpin PAPDI Makassar Periode II, Ini Pesan Sally Aman Guru Cabul Asing Dapat Grasi Presiden, KPAI Minta Penjelasan Kemenkumham Hanya Beli Blender, Esrayani Dapat Mobil di Maxi Store
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Parepare, Arifuddin Idris berharap, workshop itu dapat memberikan penguatan dalam melahirkan guru bahasa daerah yang kreatif dan inovatif. Workshop ini lanjutnya, memiliki andil dalam mewujudkan visi Pemerintah Kota menjadikan Parepare sebagai Kota Industri Tanpa Cerobong Asap, khususnya pada pilar pendidikan. "Guru Bahasa Daerah bukan hanya mengajar ka, ga, nga, ngka saja yang membuat pembelajaran membosankan, tetapi jauh dari itu, guru bahasa daerah harus kreatif dan inovatif, bukan hanya kaligrafi Arab saja yang ada tapi kaligrafi dari Lontara yang berbasis kearifan lokal, misalnya dari petuah-petuah Bugis sehingga dapat menghasilkan," ujar Arif, sapaan mantan Kepala Bidang Pendidikan Dasar ini. (rls-sua)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan