Diwarnai Isu Calon Tunggal di Musda Golkar Sulsel, Pakar: Suksesi Harusnya Melahirkan Pemimpin Baru

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar Sulsel dijadwalkan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke-IX di Novotel Grand Syaila, Makassar, Jumat-Sabtu, 26-27 Juli 2019.
Jelang pelaksanaan tersebut, berkembang isu hanya satu calon tunggal Ketua DPD I Golkar Sulsel yakni Nurdin Halid (NH). Apalagi, NH kurang lebih tiga tahun terakhir ini menjabat sebagai Plt Ketua DPD I Golkar Sulsel.
Pengamat Politik Unhas Adi Suryadi Culla mengatakan legitimasi keterpilihan lemah jika calon tunggal. Apalagi, Golkar saat ini masa transisi atau hanya dijabat pelaksana tugas (Plt).
"Perlu transformasi di golkar. Siapapun apakah NH (nurdin halid) kembali atau orang baru, intinya harus defentif. Melalui musda harus ada kejelasan. Suksesi harusnya melahirkan pemimpin baru. Dinamika politik di masa transisi harusnya lebih dinamis. Siapapun yang terpilih seharusnya bukan dari calon tunggal," katanya.
Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Luhur A Priyanto mengatakan kepemimpinan transisi melalui Plt Ketua DPD I Golkar Sulsel sebenarnya sudah memperlihatkan kinerja.
Mudah menilai prestasi NH, salah satu ukuran objektifnya adalah perolehan suara dan kursi legislatif di Pemilu 2019 kemarin.
"Kalau Musda Golkar nanti sebagai upaya mendefinitifkan kepemimpinan transisi NH maka sebenarnya itu gambaran kegagalan NH mencari suksesor ketua Golkar pasca SYL," katanya.
Apalagi, lanjutnya, NH sudah jadi elite strategis di kepemimpinan DPP Golkar selama bertahun-tahun. Keputusannya turun memimpin level DPD I bisa dibaca degradasi kekuatan NH di level nasional, sekaligus merefleksikan terjadinya sirkulisasi elite baru di Golkar.