Kementan Gandeng Kemenperin, BPPT, KADIN dan GAPMMI untuk Kembangkan Industri Pangan Lokal

Ditambahkannya, untuk merealisasikan program tersebut dibutuhkan waktu, karena itu mulai 2019 BKP melakukan kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL) di 10 provinsi.
"Melalui program ini, diharapkan selain terjalin kemitraan antara petani penghasil bahan baku dan pengusaha juga diharapkan mampu menumbuhkan unit Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bisa memproduksi tepung kering," jelas Agung.
Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kadin Franky Welirang menghargai apa yang dilakukan Kementan.
Menurut Franky, dalam membangun ketahanan pangan, selain meningkatkan produksi, juga harus diprioritaskan untuk menghasilkan produk intermedite, karena bisa diolah menjadi aneka bahan pangan dan sangat mendukung usaha kuliner yang saat ini berkembang pesat.
Dalam FGD ini selain tampil sejumlah pembicara, juga dipaparkan bagaimana _lesson learned_ dari pemerintah kabupaten Meranti, Provinsi Riau yang punya komitmen tinggi dan secara serius mengembangkan sagu, sehingga mampu mengekspor tepung sagu ke Jepang, Korea dan Malaysia.
FGD ini dihadiri Kementan, Kemenperin, BPPT, IPB, UNEJ, Asosiasi terkait seperti : Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Minuman Indonesia, Persatuan Ahli Teknologi Pangan Indonesia, Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia, Masyarakat Singkong Indonesia, Masyarakat Sagu Indonesia, dan Para pakar pangan lokal yang ahli di bidangnya. (yon)