PKS Bilang Demokrasi Tak Nyaman Tanpa Oposisi Kian Meriah Penyebab NIP 50 Ribu Honorer K2 Lulus PPPK Tak Jelas"Dengan gerbong-gerbong yang ada di faksi Golkar itu sendiri. Kalau dia salah melangkah, tentu faksi-faksi itu bisa berseberangan dan bisa merugikan Airlangga," kata Dedi. Dedi menyatakan menteri perindustrian itu tak punya kecermatan dalam membaca politik, terutama melihat suasana kebatinan kadernya. Dengan manuver Airlangga, kata Dedi, membuka peluang Jokowi menggandeng Gerindra dibanding Golkar. "Menurut saya, satu kesalahan Airlangga adalah seharusnya dia tak perlu lakukan manuver kepada Surya Paloh. Karena Surya Paloh sudah memilki partai sendiri yang semestinya itu tak ada relasi pengaruh terhadap kader-kader Golkar," jelas Dedi. Meski demikian, Dedi menyadari Airlangga sebagai pimpinan Golkar dengan perolehan kursi kedua terbesar kedua di koalisi Jokowi - Ma'ruf punya nilai tawar. Hanya saja, Dedi mengingatkan bahwa manuver Airlangga itu bisa berakibat fatal untuk Golkar. (jpnn)
Pengamat: Airlangga Hartanto Bisa Buat Golkar Terdepak

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Ketum Golkar, Airlangga Hartanto dinilai membawa misi personal saat menemui Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh.
Karena itu, pertemuan itu disebut berpotensi membawa konflik baru di internal Golkar, yang menyebabkan partai berlambang beringin itu terpecah belah serta terdepak dari lingkaran pemerintah.
Pengamat politik, Dedi Kurnia menilai Airlangga sebagai pimpinan Golkar sebenarnya tidak memiliki basis organisasi kepartaian yang kuat.
Berbeda dengan Paloh atau Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dan Plt Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa yang sudah lebih dulu memakan asam garam di kancah politik.
"Jadi wajar saja kemudian Airlangga itu memainkan politiknya berdasarkan politik korporasi. Artinya dia akan melihat peluang-peluang yang dia anggap menguntungkan bagi personal," kata Dedi saat dihubungi.
Airlangga, kata Dedi, bisa saja terjebak dalam agenda politik yang tidak bisa dibacanya dari manuver Surya Paloh.
Hal itu justru bisa merugikan kader Golkar pada periode selanjutnya. Dia mengingatkan kader Nasdem sudah memilih Paloh dengan konsekuensinya, sedangkan kepemimpinan Airlangga masih menjadi perdebatan di internal Golkar.