Mengapa Organisasi Bola Nasional Kita Masih Seperti Ini

Oleh: Akbar Faizal
Saya yakin wasit dan seluruh organ PSSI khususnya yang bertanggungjawab pada final PSM vs Persija ini akan berlaku fair. Sebab, tak ada lagi alasan untuk mencari celah menguntungkan satu pihak atas alasan apa pun.
Sepakbola kita sudah terlalu menderita selama puluhan tahun akibat keberanian mengambil risiko mengelola bola yang sangat amatiran.
Bagaimana bisa berprestasi di tingkat dunia kalau mengurusi yang paling mendasar saja kita tak punya niat baik. Misal, pengelolaan penjualan tiket pertandingan, manajemen pertandingan, mendidik penonton menjadi lebih menghormati penonton lain, dan lain-lain.
Cita-cita menjadikan sepakbola sebagai sebuah industri yang paripurna adalah harus. Tetapi, jika hal-hal yang sangat fundamental seperti di atas tadi tak bisa ditangani maka kita akan begini terus.
Menyangkut pertandingan final PSM vs Persija sore ini di Makasar, persoalan-persoalan mendasar itu masih terlihat dengan telanjang. Para penonton itu akan mengikuti aturan menonton bola yang baik jika 'menonton bola yang bermartabat' itu dikondisikan pada seluruh fase pengelolaan organisasi bola.
Kurang apa gilanya penonton bola Brasil, khususnya di stadion Maracana Rio de Janeiro. Tetapi, dua orang fans Peru yang duduk di belakang saya bisa berteriak happy saat Peru mengancam gawang Brasil.
Sebaliknya penonton Brasil bersorak gila saat Brasil mencetak gol di samping orang Peru tadi tanpa menghina dan si Peru menerima hasilnya. Pertandingan bola menjadi indah dan bermartabat. Tetapi coba lihatlah pertandingan bola kita di tanah air.