Obituarium Ichsan Yasin Limpo

Pejuang Pendidikan Terhenti di Jepang
FAJAR.CO.ID,MAKASSAR-- Ia berpendirian tinggi. Sekali berjanji, pantang tak menepati. Begitulah Ichsan Yasin Limpo (IYL) dikenal.
Hanya saja, kanker paru-paru yang dideritanya, membuat keluarga, kerabat, dan masyarakat Sulsel bersedih. Banyak yang menangis. Penyakit itu yang menghentikan langkahnya. Kepergiannya dianggap terlalu cepat di usianya yang ke 58 tahun.
Selasa, 30 Juli, Syahrul Yasin Limpo, menerima pesan dari Jepang. Air matanya menetes seketika. Kabar kepergian adiknya, sungguh mengiris hati dan perasaan.
IYL meninggal dunia karena kanker paru-paru stadium empat. Sejak Februari, ia menjalani perawatan medis di Mount Elizabeth Hospital, Singapura.
Hanya saja, kanker yang diidap IYL sangat langka di dunia. Obatnya sangat terbatas. Usaha berobat tidak terhenti, IYL akhirnya dirujuk ke rumah sakit di Tokyo, Rabu, 17 Juli, lalu. Namun, takdir berkata lain.
"Dia selalu berpesan, bahwa hidup itu memang hanya singkat. Pengabdianlah yang utama," kata SYL di teras kediaman ibunya, Nurhayati, di Jalan Haji Bau, Makassar, siang kemarin.
Kediaman Nurhayati sudah sangat padat. Seluruh kerabat datang memberikan ucapan bela sungkawa. Karangan bunga terpajang begitu banyak di sepanjang jalan.
Di depan pintu masuk rumah, foto IYL terpajang. SYL sesekali meliriknya dengan tatap kosong. Tak membiarkan air mata jatuh di tengah keramaian. Ia berusaha tegar.
Mantan gubernur Sulsel dua periode itu berujar, adiknya berhasil menjadi pemimpin dengan mempertahankan idealismenya sendiri. Bekal yang diterima dari ayah, HM Yasin Limpo, membuatnya menjadi sosok yang mandiri dengan pendiriannya.