Blackout Accident, PLN Janji Beri Kompensasi Konsumen

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Blackout accident yang terjadi di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah kemarin (4/8) dipastikan disikapi dengan baik PT PLN.
Pemerintah punya pekerjaan rumah menjaga sistem kelistrikan sehingga tidak rentan terhadap insiden. Sebab, dampaknya terhadap aktivitas ekonomi masyarakat sangat besar.
Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Resource Studies, Marwan Batubara memaklumi bahwa blackout kemarin merupakan kecelakaan. Namun, kejadian serupa bisa diantisipasi agar tidak terulang. Terutama perlu adanya bauran energi sebagai pembangkit listrik.
“Kalau bicara biaya, batu bara untuk PLTU memang lebih murah. Tapi, recovery-nya lama. PLN sebaiknya memikirkan bauran energi dengan gas untuk mempercepat apabila terjadi masalah lagi,” tuturnya.
Membagi sumber energi listrik ke pembangkit yang lebih kecil, jelas Marwan, bisa menjadi solusi. Namun, itu tidak efektif dari segi ekonomi. Dia lantas membuat perbandingan. Satu pembangkit yang bisa langsung menghasilkan 1.000 megawatt dengan sepuluh pembangkit yang menghasilkan 100 megawatt. Daya yang dihasilkan sama besar. “Tetapi, cost membangun yang satu pembangkit saja lebih murah,” ujarnya.
Menurut Marwan, solusi yang tepat adalah interkoneksi antarsistem. Ketika terjadi gangguan di satu SUTET (saluran udara tegangan ekstratinggi) atau GITET (gardu induk tegangan ekstratinggi), sistem interkoneksi bisa langsung menyambungkan PLTU dengan GITET lainnya yang masih berfungsi. Tidak perlu menunggu proses yang cukup lama seperti kemarin. “Saya dengar rencananya akan diinterkoneksikan antara Jawa dan Sumatera juga,” lanjut Marwan.