Setiap Hari Negeri Ini Dilanda Gempa

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Dampak posisi Indonesia yang memiliki dua patahan lempeng: Indo-Australia dan Eurasia, menyebabkan interval gempa terjadi kontinyu. Dalam dua bulan terakhir, Juni-Juli, tercatat total gempa yang terjadi di Indonesia 1.576 kali.
Rinciannya, 735 kali gempa pada Juni dan 841 kali pada Juli. Empat gempa bumi bersifat destruktif. Di Maluku Utara 7,1 SR pada 7 Juli, Sumbawa 5,5 SR pada 13 Juli, Bali 6 SR pada 16 Juli, dan terakhir Banten 6,9 SR pada 2 Agustus.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ancaman gempa di Indonesia memang cukup banyak. Bahkan gempa Sunda megathrust yang membentang sepanjang 200-250 kilometer di laut lepas pantai barat Sumatera bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Itu adalah ancaman riil. Ancaman nyata yang bisa terjadi,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono.
Ancaman itu juga membentang di sepanjang Laut Jawa, berlanjut ke Bali, dan ke arah timur. Kemudian ada di sisi Utara Papua serta dari sumber himpitan sesar Pasifik.
“Kalau itu kekuatannya besar dan sumber gempanya dangkal, tentunya bisa sangat memungkinkan terjadinya tsunami,” imbuh Rahmat.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur pertemuan lempeng tektonik harus selalu waspada. Sampai saat ini, belum ada teknologi apapun yang mampu memprediksi gempa terjadi.
“Sehingga dimohon kebijaksanaan masyarakat memahami bencana di daerah masing-masing, kemudian memahami jalur evakuasi, paham yang harus dilakukan saat bencana datang, kemudian setelah dan sebagainya,” tegasnya.