Gubernur Papua: Setop Diskriminasi Mahasiswa Papua

FAJAR.CO.ID, PAPUA-- Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe mengecam insiden kekerasan yang menimpa mahasiswa Papua di Kota Surabaya, Jawa Timur, Kota Semarang dan Kota Malang, Jawa Tengah, yang terjadi bertepatan moment Hari Kemerdekaan Indonesia ke-74.
Namun, dia meminta agar masyarakat Papua tidak merespons insiden itu secara represif. Apalagi sampai menimbulkan korban jiwa dan kerugian terhadap masyarakat.
Gubernur Lukas memberikan lima poin atas insiden tersebut. Salah satunya Total ada lima poin penting yang disampaikan berkaitan dengan insiden tersebut. Salah satunya meminta agar menghentikan rasisme dan diskriminasi mahasiswa Papua di seluruh wilayah Indonesia.
Pemerintah Papua menurutnya menghargai upaya hukum yang dilakuan aparat keamanan sepanjang dilakukan secara proporsional dan profesional serta berkeadilan. Aparat diminta tidak melakukan pembiaran atas tindakan persekusi dan main hakim oleh kelompok atau individu orang yang dapat melukai hati masyarakat Papua.
“Hindari adanya tindakan represif yang dapat menyebabkan korban jiwa, kegaduan politik dan rasa nasionalisme sesama anak bangsa,” tegas Enembe dalam keterangan pers di Gedung Negara Papua, Minggu (18/8).
Dikatakan, Provinsi Papua merupakan wilayah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dikenal sebagai miniatur Indonesia. Penduduk Provinsi Papua menurutnya beragam dan multi etnis, multi agama dan multi budaya yang hidup secara berdampingan. “Masyarakat asli Papua menyambut baik masyakat non Papua secara terhormat bahkan sejajar. Untuk itu, kami berharap kehadiran Masyarakat Papua di berbagai wilayah di Provinsi Indonesia harus diberlakukan sama,” tegasnya.