Pekerja GOR Mamuju Tewas Tertimbun di Galian Cakar Ayam Kulit Berminyak, Ini 8 Tips agar Make Up Tampil Sempurna Ahmad Heryawan Penuhi Panggilan KPK, Suap Meikarta Ingin Daging Kambing Empuk dan Tidak Bau, Begini Cara Masaknya Juliaman Saragih Sarankan Jokowi Ajak KPK Seleksi MenteriMantan hakim ad hoc Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ini pun menjelaskan, koordinasi dan supervisi pencegahan dan penindakan korupsi di KPK bersama penegak hukum lainnya masih kurang bersinergi. Dia pun menginginkan agar tugas KPK trigger mechanism yang membuat penegak hukum lainnya, seperti kepolisian dan kejaksaan bekerja secara efektif dan efesien. “Tugas KPK kan trigger mechanism, membuat aparat penegak hukum yang lain, kepolisian dan kejaksaan biar bisa bekerja efektif dan efesien. Namun, sampai sekarang belum,” jelas Alexander Marwata. Untuk diketahui, Pansel Capim KPK memulai rangkaian tes wawancara dan uji publik di Gedung Sekretariat Negara, Selasa (27/8) hari ini. Pada tes kali ini, akan berlangsung selama tiga hari hingga Kamis (29/8) mendatang. Untuk hari ini, sebanyak tujuh orang dari 20 orang Capim KPK akan menghadapi tes wawancara dan uji publik. Mereka diantaranya adalah Komisioner KPK periode 2015-2019 Alexander Marwata, perwira Polri Antam Novambar, Bambang Sri Herwanto, dan Firli Bahuri, serta karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Cahyo Wibowo. Kemudian auditor BPN I Nyoman Wara dan penasihat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Jimmy Muhammad Rifai. (jp)
Alexander Marwata Beber Upaya Pelemahan KPK di Wawancara

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Alexander Marwata mengikuti tes wawancara dan uji publik yang di gelar panitia seleksi calon pimpinan KPK di Gedung Sekretariat Negara (Sekneg) Jakarta Pusat, Selasa (27/8).
Alexander Marwata mendapat giliran pertama yang dipertanyakan terkait keilmuan dan integritasnya sebagai petahana Capim KPK periode 2019-2023. Dalam kesempatan tersebut, Alex menyatakan adanya upaya pelemahan terhadap KPK. Isu upaya pelemahan KPK itu dipertanyakan oleh anggota Pansel Capim KPK Hendardi. Menurut Hendardi, adanya isu upaya pelemaham terhadap kinerja KPK, dia pun meminta Alex apa bentuk upaya pelemahan tersebut.
“Saya memastikan bahwa muncul isu upaya melemahkan KPk, apakah bentuk-bentuk uapya pelemahan kpk?,” tanya Hendardi.
“Selama ini kan yang dipertanyakan pihak luar itu soal penyadapan, ada upaya-upaya penyadapan,” jawab Alexander Marwata.
Alex mengatakan, upaya pelemahan itu berupa kritik penyadapan yang seharusnya atas izin pengadilan. Namun selama ini, lanjut dia, sejak perkara masuk penyelidikan KPK sudah diperbolehkan untuk melakukan penyadapan tanpa izin pengadilan.
Tak hanya soal penyadapan, upaya pelemahan lainnya juga muncul kritik agar KPK dibentuk lembaga pengawasan dari luar. Hal ini pun dinilai sebagai upaya pelemahan terhadap kinerja pemberantasan korupsi. “Upaya pelemahan lain ialah perlu dibentuknya lembaga pengawas KPK,” ujar Alexander Marwata.
Alex yang merupakan merupakan Wakil Ketua KPK periode 2015-2019 ini pun angkat bicara terkait alasannya maju kembali sebagai Capim KPK periode 2019-2023. Dia pun menyebut kinerjanya sebagai pimpinan KPK belum maksimal. “Ada beberapa hal yang mendorong saya untuk daftar kembali. Saya merasa bahwa saya belum berhasil sebagai pimpinan KPK,” ucap Alexander Marwata.