Panitia Seleksi Capim KPK Janji Pertimbangkan Kritik Publik

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semakin mengerucut. Panitia seleksi atau pansel Capim KPK memilih sepuluh nama yang lolos tahap uji publik dan wawancara pekan lalu. Rencananya, sore ini (2/9) nama-nama capim tersebut diserahkan kepada Presiden Joko Widodo. Saat ini, dari total 376 pendaftar dalam seleksi capim KPK periode 2019-2023, tinggal 20 nama. Selanjutnya, sepuluh nama bakal dicoret. “Kami rapatkan dulu,” ujar anggota panitia seleksi Capim KPK, Hendardi, Minggu (1/9). Rapat dilaksanakan di Kementerian Sekretariat Negara sebelum pertemuan dengan presiden yang dijadwalkan berlangsung pukul 15.00. Hendardi menegaskan, pihaknya memiliki cukup waktu untuk menentukan sepuluh nama yang bakal disetorkan kepada presiden. Dia mengungkapkan, panitia seleksi Capim KPK tinggal mengakumulasi hasil wawancara terbuka yang sudah berjalan. “Tinggal dikumpulkan saja kan penilaian itu. Kemudian diargumentasikan dan ditambah data kesehatan dari RSPAD,” jelasnya. Selain itu, masukan yang diterima panitia seleksi Capim KPK turut dipertimbangkan. Termasuk dari KPK dan pihak-pihak lain. “Tentu semua kami pertimbangkan, baik dari KPK, masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, dan dari guru besar,” imbuhnya. Kendati demikian, kata Hendardi, pansel hanya mempertimbangkan masukan yang bisa dipertanggungjawabkan. ”Kalau sifatnya asumsi-asumsi atau dugaan-dugaan, kami nggak bisa,” terang dia. ”Kami nggak bisa jadikan itu semacam poin,” tegas aktivis HAM yang juga ketua Badan Pengurus Setara Institute itu. Meski banyak kritik yang dialamatkan kepada panitia seleksi Capim KPK, Hendardi menegaskan bahwa proses seleksi tetap berjalan. Pansel terus bekerja sesuai dengan amanat yang diberikan presiden. ”Jangan memaksa pansel dengan dugaan-dugaan atau asumsi-asumsi,” tandasnya. Hendardi menyatakan, sejak awal pansel melibatkan pihak luar dalam proses seleksi. Salah satunya KPK. Secara formal maupun informal, pihaknya juga berusaha menjaring masukan dari publik. ”Jadi, dari awal. Bukan di akhir-akhir saja,” tegasnya.
Bambang Riyanto: Jangan Sampai Nasib Ibu Kota Sama Mobil Esemka Ihsan Tarore Ngaku Baik-baik Saja, Tetapi Dada Nyesek Menlu Mohammad Javad Zarif Ultimatum Uni Eropa hingga Kamis Sulsel Tuan Rumah Peringatan Hari Aksara Internasional ke 54 Yayasan Al Kalam Pamer 8.376 Pusaka, Peringati 1 Muharram
Kritik yang saat ini banyak muncul, termasuk desakan agar panitia seleksi Capim KPK mencoret nama-nama calon yang diduga bermasalah, kata dia, tetap akan menjadi bahan pertimbangan. Sebagaimana diberitakan, desakan agar nama-nama yang diduga bermasalah dicoret dari daftar capim KPK semakin kuat. Sejumlah elemen terus menyuarakan tuntutan itu. Bukan hanya lembaga sipil, tapi juga mahasiswa, buruh, dan organisasi kemasyarakatan (ormas). Sejumlah tokoh dan guru besar juga bersuara. Salah satunya Mahfud MD. Dia menyatakan, sebagai anak kandung reformasi, KPK berhasil membangun optimisme masyarakat untuk memerangi korupsi. ”Oleh sebab itu, jangan bunuh asa masyarakat karena salah menempatkan komisioner,” ujarnya. Bambang Hero Saharjo, guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB), juga menyampaikan pandangannya. Dia menilai KPK sebagai institusi yang paling berkomitmen dalam penindakan korupsi. ”Maka calon pimpinan KPK adalah sosok teladan tanpa cacat,” tegasnya. (jp)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan