Golf Robert

  • Bagikan
Saya jadi ingat pertanyaan jebakan Azrul Ananda. Yang saya tidak bisa menjawab: mengapa tidak ada Disneyland di Inggris? Saya pun menyerah. "Tidak akan laku. Di Inggris semua bangunan sudah seperti Disneyland," katanya. Apalagi di Edinburgh ini. Saya membayangkan, betapa serunya --kalau semua penulis komentar DI's Way kumpul di sini. Tapi hujan. Saya ke Google: berapa lama hujan pagi ini? "Sampai jam 15.00," tulis Google. Ups. Saya pun berpikir cepat. Saya menyesal mengapa pisah dengan Robert Lai. Ia harus menemani istrinya ke Yunani. Lalu ke Barcelona. Kalau ada Robert, saya bisa langsung memutuskan: kita ke St Andrews saja. Satu jam perjalanan mobil dari Edinburgh. Daripada hanya di kamar begini. Di St Andrews cukuplah tiga jam. Pukul 15.00 bisa tiba kembali di Edinburgh. (Orang di sini menyebut pukul 15.00 dengan kata 'fifteen hundred'). Untung sekali kemarin. Saya tiba di Edinburgh cuaca sangat cerah. Langit biru. Daun-daun hijau. Masih pukul fifteen hundred pula. Rugilah kalau hanya di kamar. Saya pun bergegas keluar. Ke 'Disneyland terbesar di dunia'. Manusia begitu banyak. Wajahnya riang gembira. Antusias menatap sana. Antusias menatap sini. Turis semua. Bule semua --sekilas. Ups, banyak juga yang berwajah Tionghoa. Invasi turis Tiongkok memang sudah ke mana-mana. Menyebarkan rejeki ke segala arah - kalau di situ tidak ada Alipay. Saya pun ingat cucu. Tepatnya diingatkan. Ini gara-gara instagram saya yang berisi pohon Harry Potter di Oxford itu. Sebagai penggila Harry Potter, Icha, cucu pertama itu, mengingatkan: di Edinburgh lebih banyak jejak Harry Potter-nya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan