Bukan Mane

  • Bagikan
Saya memotret sesapuan. Tidak ada kepala Mane di foto itu. Lalu saya balik bersama 'jamaah telat' di halaman. Saya pun tidak kecewa. Ini kan salat Jumat. Bukan temu fans sepak bola Inggris. Masjid inilah yang bikin heboh tahun lalu. Ketika tersiar video Mane. Yang lagi bersih-bersih toilet masjid. Juga ngepel. Tepatnya, ngepel tempat berwudu. Hari itu pertandingan sepak bola baru selesai. Liverpool lawan ups, saya lupa. Usai bertanding penyerang produktif Liverpool itu ke masjid. Ngepel toilet. Mane memang muslim. Ayahnya imam masjid. Di Senegal sana. Mane juga mengaku rajin salat lima waktu. Menyisihkan sebagian gajinya untuk membangun masjid di negaranya. Berikut madrasah di sampingnya. Selesai salat saya tidak bergegas pergi. Saya perhatikan jemaah yang keluar masjid. Satu persatu. Tidak ada Mane. Ternyata banyak sekali masjid di Liverpool. Mungkin Mane di tempat lain. Atau entah di mana. "Saya tidak bisa membayangkan. Kalau saja Mane --atau Salah-- ke masjid ini," ujar anak muda ini. "Semua bisa minta foto. Sangat terganggu," tambahnya. Anak muda ini selalu Jumatan di masjid ini. Asalnya Yaman. Baru selesai kuliah di Liverpool. Ambil jurusan transportasi dan logistik. Ia tunjukkan foto wisudanya di layar HP-nya. Saya akan ke masjid lain. Besoknya. Atau lusanya. Saya masih tiga hari lagi di Liverpool. Yang sehari khusus untuk nonton sepak bola - -Liverpool lawan Newcastle. Besoknya, jam 8 pagi, saya sudah siap ke stadion. Terlalu pagi sebenarnya. Pertandingan baru mulai jam 12.30. Tapi saya sudah siap. Sudah pakai jersey Liverpool.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan