Kementan Gaungkan Ladorfisio, Deteksi Dini Kualitas Benih Bawang Putih

Diberitakan sebelumnya, adanya pemalsuan benih ini menyebabkan pertanaman bawang putih gagal panen. Petani dan pelaku usaha merugi dan berdampak petani jera menanam bawang putih. Bahkan dirinya memberikan formula untuk mengenali benih asli dengan benih palsu.
“Untuk itu, ingat prinsip _ladorfisio_. Ladorfioso itu diambil dari singkatan kata label, dormansi, fisik, siung dan oplosan. Cek keaslian *la* bel. Cek apakah sudah putus *dor* mansi. Cek *fi* sik apakah bawang putih lokal atau konsumsi dari Tiongkok. Pastikan jangan dalam bentuk *si* ung/pipilan. Terakhir, jangan *o* plosan antara bawang putih lokal dan konsumsi dari Tiongkok,” terang Anton.
Anton menekankan ladorfisio adalah deteksi dini kualitas benih bawang putih yang akan ditanam. Untuk keberhasilan penanaman bawang putih tehnik budidaya perlu diperhatikan.
“Petani tentunya perlu memperhatikan cara olah tanah yang baik, drainase lahan yang baik, ketinggian lahan yang sesuai. Selain itu atur kecukupan air, gunakan pupuk anorganik dengan kandungan NPK yang cukup, pupuk kandang yang cukup. Terpenting, pemberantasan hama dilakukan secara terpadu, " jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, pemalsuan benih ini menyebabkan pertanaman bawang putih gagal panen. Petani dan pelaku usaha merugi dan petani jera menanam bawang putih. Untuk itu Anton menghimbau untuk memastikan secara acak apakah benih yang berlabel tersebut sudah putus masa dormansinya atau tidak.
"Apabila ada keraguan agar disampaikan ke Ditjen Horti melalui Subdit Bawang Merah dan Sayuran Umbi. Jika penyedia benih terbukti melanggar poin- poin di atas, segera laporkan ke pihak berwajib," tutupnya. (rls)