Shankly Dixie
Presiden Iran Hassan Rouhani Kirim Nota ke Trump, Isinya Tegas

FAJAR.CO.ID, TEHERAN-- Presiden Iran Hassan Rouhani tampaknya, lebih berani tegas daripada pemerintah AS atau koalisi Arab Saudi. Mereka tak mau basa-basi terkait tuduhan serangan kilang Abqaiq di Arab Saudi. Mereka membantah tudingan tersebut melalui nota diplomatik yang ditujukan ke Gedung Putih.
Nota tersebut ditujukan ke pemerintahan Donald Trump melalui Kedutaan Besar Swiss di Iran. Sejak insiden penyanderaan diplomat di Teheran pada 1979, AS memang tak punya lembaga diplomatik. Mereka hanya punya Seksi Kepentingan AS di Kedubes Swiss.
”Pemerintah Iran membantah dan mengutuk klaim bahwa Iran ada di balik serangan (kilang Abqaiq, Red).” Begitulah pesan pemerintah Iran menurut Iran Republic News Agency.
Dalam memo tersebut, Presiden Iran Hassan Rouhani juga mengancam AS bahwa pihaknya tak main-main. Kalau memang AS atau Arab Saudi memutuskan menyerang, Iran bakal langsung merespons. Tanggapan Iran pun jelas bukan sekadar protes atau ancaman.
”Kami tentu tak ingin ada konflik di level regional. Siapa yang memulai konflik? Bukan orang Yaman. Tapi, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan AS,” ungkap Presiden Iran Hassan Rouhani.
Pengamat hubungan internasional Gerald Feierstein menganggap memo tersebut merupakan tantangan dari Teheran ke AS. Mantan duta besar AS untuk Yaman itu menilai Iran terus mengetes batas diplomasi AS terhadap isu Iran. ”Pada akhirnya, AS masih mencari cara untuk membuat Iran duduk di meja runding,” papar dia kepada CNBC.
Benar, AS memang tak ingin gegabah lagi menanggapi isu serangan di aset milik perusahaan minyak Saudi Aramco. Rabu (18/9) Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tiba di Arab Saudi untuk membicarakan isu serangan kilang pekan lalu. Belum jelas respons yang bakal dilakukannya meski kedua pihak yakin bahwa Iran-lah yang bertanggung jawab.