Demo Mahasiswa Berujung Kericuhan, Enam Anak Hilang

Mabes Polri mengingatkan kepada sejumlah massa demotrasi dari kalangan mahasiswa yang sedang menggelar aksi unjuk rasa, agar waspada terhadap pihak-pihak manapun yang hendak menyusup ikut ke dalam barisannya dalam rangka menolak RUU KUHP dan revisi UU KPK.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, ada kekhawatiran di tengah derasnya gelombang aksi demontrasi oleh sejumlah massa mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia, ada pihak-pihak yang hendak menyusup dan menginginkan terjadinya kerusuhan.
“Silakan menyampaikan aspirasi secara damai. Jangan sampai momentum demo mahasiswa ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu. Oleh sebab itu, kitaberikan warning,” kata Dedi di Mabes Polri, kemarin (24/9).
Menurut Dedi, kordinator berkali-kali diingatkan agar memberitahu seluruh peserta unjuk rasa untuk saling mengenali teman-temannya di lapangan. Hal ini, karena atribut mahasiswa disebutnya bisa dengan mudah di beli oleh orang-orang yang ingin menyusup.
Selain itu, Dedi menegaskan, kepada massa aksi demo mahasiswa yang hendak menyampaikan aspirasinya, baik di gedung DPR RI maupun di gedung-gedung DPRD lainnya agar selalu melakukannya dengan cara-cara damai.
“Jadi, mimbar mereka itu mimbar akademis, bukan mimbar anarkis. Kalau mimbar anarkis itu pasti disusupi oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang memang menghendaki mereka pasti akan ricuh,” terang perwira polisi bintang satu tersebut.
Sementara dari laporan yang diterima, ada enam anak-anak dilaporkan hilang saat berlangsung aksi demo mahasiswa di kawasan gedung DPR/MPR. Seorang supir bernama Cecep Alwan menyebut enam orang anak bosnya yaitu Yusro, Tasnim, Fajar, Maya, Maryam dan Assiya hilang saat mendapat peringatan demonstran untuk menjauh dari lokasi kejadian.