FAJAR.CO.ID, BARCELONA—Keputusan Barcelona menyetujui penundaan El Clasico kontra Real Madrid mendapat kritik pedas dari mantan presiden klub, Joan Laporta. Bagi Laporta, Barcelona sudah membuat keputusan keliru.
El Clasico pertama La Liga musim ini semestinya digelar 26 Oktober lalu. Akan tetapi, aksi demonstrasi pasca vonis berat penjuang referendum Catalonia membuat pertandingan klasik itu harus dipindahkan ke 18 Desember sesuai kesepakatan kedua klub.
Laporta,
yang menjadi presiden Barca antara tahun 2003 dan 2014, percaya pertandingan
seharusnya dimainkan sesuai jadwal awal. Dan ia menegaskan, tim Catalanlah yang
harus disalahkan atas penundaan tersebut. “Ya, [saya akan memainkan] permainan
pada hari Sabtu karena jika Real Madrid ingin bermain maka saya tidak melihat
masalah,” ujarnya dikutip dari Goal.
Menurut Laporta, aksi demo massa itu urusan politik. Jadi, Barca mestinya tidak
“terlibat”. “[Barcelona] keliru karena mereka mengkriminalkan sebuah gerakan
dan menempatkan politik di depan pertandingan sepak bola yang selalu memiliki
konotasi politik. Selalu seperti ini,” tegasnya.
Laporta menuding ada kekuatan yang mengatur sepakbola dan membuat orang-orang
dari Barcelona terlihat buruk. “La Liga membuat langkah kuat untuk itu agar
tidak dimainkan. La Liga memiliki kepentingan politik untuk memperbesar situasi
tertentu dan membesar-besarkan apa yang terjadi. Ini adalah cara terburuk untuk
melewati apa yang terjadi. Barcelona bersalah dalam situasi ini,” tandasnya.
(amr)