FAJAR.CO.ID, PINRANG -- Nelayan yang biasa menggunakan bagan di Kabupaten Pinrang, Sulsel, antusias menyambut penerapan rekayasa lampu LED bawah laut. Alat bantu penangkapan bawah laut bernama “lambalu” itu dinilai lebih praktis dan lebih ekonomis ketimbang lampu celup biasa yang lazim digunakan selama ini.
Penerapan peranti tersebut diinisiasi Muhammad Nadir dan Muhammad Aras, keduanya dosen Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Nelayan digandeng sebagai mitra dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Wiring Tasi, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Juli-September 2019.
Kini, nelayan setempat telah merasakan manfaat “lambalu”. Abbas (60), salah satu nelayan setempat mengungkapkan, pemakaian “lambalu” dalam tiga bulan terakhir di bagannya, terbukti efisien. Dia merasa terbantu karena perangkat ini lebih mudah digunakan dan awet. “Kami tidak perlu lagi repot mengganti bohlam yang kerap rusak atau pecah karena goncangan dan benturan di laut,” ujar Abbas, Selasa (29/10/2019).
Pengalaman Abbas menggunakan “lambalu” bersama putranya, Mustakim (37), diharapkan menginspirasi komunitas nelayan lainnya untuk beralih dari lampu “lacuba” biasa ke “lambalu”. “Lacuba” adalah nama yang lazim disematkan oleh nelayan untuk lampu celup bawah air yang selama ini telanjur hadir menggantikan lampu petromaks. Pancaran cahaya dari lampu bawah laut berfungsi merangsang ikan-ikan dari untuk berkumpul di sekitar bagan sehingga nelayan dengan mudah menangkap ikan.