Pendidikan Karakter Berbasis Human Centric Penting di Era Teknologi

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Senator DPD RI, Tamsil Linrung, mengapresiasi perhatian Mendikbud, Nadiem Makarim, terhadap pendidikan karakter. Menurutnya, peran karakter yang berbasis human centric sangat dibutuhkan di era teknologi.

Tamsil melihat bahwa terobosan teknologi merupakan alat penunjang. Pusat peradaban tetap dikendalikan oleh manusia meski teknologi makin canggih.

“Karena itu, manusia harus punya basis karakter kuat agar teknologi dan segala perangkat yang ada dalam genggaman, bisa dimanfaatkan secara optimal,” imbuh pendiri jaringan sekolah Insan Cendekia Madani (ICM) ini.

Akan tetapi, lanjut Tamsil, pendidikan karakter dewasa ini sangat menantang. Pasalnya, di saat bersamaan, institusi pendidikan, orang tua dan keluarga harus bersinergi mengimbangi teknologi yang juga mempengaruhi pola pikir hingga perilaku generasi muda. Menurut Tamsil, konsep sekolah berasrama yang jadi tren di masyarakat, merupakan salah satu solusi.

“Boarding school saya kira sangat kita andalkan berperan dalam pengokohan karakter anak-anak kita. Di sekolah berasrama, mereka memanfaatkan teknologi. Dalam keseharian, dibimbing selama 24 jam oleh para tenaga pendidik. Di kelas maupun di asrama. Lebih terarah,” sambung Tamsil.

Senator asal Sulawesi Selatan ini mengimbuhkan, pesantren maupun sekolah umum berasrama banyak melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang punya kredibilitas tinggi. Hal itu, karena dalam proses pendidikan, mereka tidak hanya mendapat suplai intelektual, tapi juga disentuh sisi spiritual dan kemanusiaannya. Sehingga membentuk penguatan moral dan karakter.

Karena itu, menurut Tamsil pemerintah perlu mendorong konsep sekolah berasrama. Agar lebih masif. Apalagi konsep sekolah berasrama, lanjutnya, semakin inovatif mengadopsi perubahan, serta fleksibel.

“Kita di Insan Cendekia Madani, memberikan keleluasaan kepada siswa untuk tetap berinteraksi dengan orang tua mereka. Setiap pekan, ada yang namanya hari bersama keluarga. Para orang tua dapat menjemput anak untuk berakhir pekan bersama. Konsep seperti ini tentu menguatkan jalinan emosional siswa dengan orang tua. Karena kita percaya, membangun generasi harus ada sinergi antara sekolah, keluarga dan lingkungan”, pungkasnya. (rdi)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan