Sandera 3 Nelayan Asal Buton, Abu Sayyap Minta Tebusan Rp83 Miliar

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Tiga nelayan asal Indonesia yang diculik dan disandera saat melaut di perairan Pulau Tambisan, Lahad Datu, Sabah, Malaysia, pada 23 September lalu, saat ini berada dalam cengkeraman kelompok lain yang bersembunyi di Indanan, Pulau Jolo, Provinsi Sulu, Filipina.

“Saya mendapat informasi kalau tiga nelayan asal Indonesia yang ditawan sudah berpindah tangan dari Salip Mura kepada kelompok lain yang dipimpin Apo Mike,” kata Konsul Jenderal Indonesia di Sabah, Krishna Djaelani, seperti dikutip dari Daily Express, Rabu (6/11).

Menurut Djaelani, kelompok penyandera mengontak keluarga sandera dan meminta tebusan sebesar PHP300 juta (sekitar Rp83 miliar). Salip Mura dan Apo Mike adalah pemimpin kelompok bersenjata yang bernaung di bawah bendera Abu Sayyaf.

“Saya mendapat informasi ketiga tawanan dalam kondisi sehat. Pasukan Filipina sudah membombardir lokasi kelompok itu dan terus memburu mereka untuk menyelamatkan sandera,” ujarnya.

Berdasarkan keterangan Kepolisian Diraja Malaysia, ketiga nelayan yang diculik bernama Maharudin Lunani (48), anak Muharudin yakni Muhammad Farhan (27), dan anak buah kapal lainnya bernama Samiun Maneu (27).

Ketiga nelayan itu diculik saat sedang melaut menggunakan kapal pukat ditemani sebuah kapal lain. Mereka lantas didekati dua kapal kecil yang diduga adalah kawanan perompak.

Ketika para nelayan sedang memancing udang sekitar pukul 23.58 waktu setempat, tiba-tiba dua kapal kecil itu merapat dari bagian buritan, dan tujuh orang bersenjata menaiki kapal itu.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan