FAJAR.CO.ID, PAREPARE -- Proyek pembangunan rumah impian di Parepare menuai sorotan. Sejumlah anggota dewan menyorotinya sebab nilai anggaran yang diminta tidak rasional.
Khususnya kualitasnya bangunan rumah tersebut sangat dipertanyakan. Sebab, nilai anggarannya terlalu besar sementara kualitasnya di bawah standar.
Belum lagi pada Rencana Kerja Anggaran (RKA) tahun anggaran 2020 ini, kembali dianggarkan untuk membangun rumah sebanyak 37 unit. Nilainya pun sangat fantastis.
"Nominal yang diminta Rp75 juta per unit. Sedangkan yang dibangun hanya rumah semi permanen. Mungkin kalau mau realistis nilainya tak mesti setinggi itu. Yah, kita harus periksa baik-baik RKA 2020 ini. Ini tak masuk akal," kata Rudy Najamuddin, anggota DPRD Parepare, Kamis (15/11/2019).
Kemarin, Rudy bersama Tim Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Parepare, Yasser Latief, Tasming Hamid, Muliadi, Andi Fudail, Musdalifah Pawe, dan Indriasari Husni melakukan kunjungan kerja pada proyek pengadaan rumah impian yang saat ini dibangun. Hasilnya, tak menggembirakan.
Terkhusus dinding rumah. Batu bata hanya setinggi satu meter. Selanjutnya, dinding ditutupi kalsibor hingga mencapai atap. Kondisi rumah ini sama baik itu yang dibangun di Kelurahan Bumi Harapan, Kecamatan Bacukiki Barat dan di Kelurahan Lemoe, Kecamatan Bacukiki.
"Yang kita cek kemarin bangunan tahap awal sebanyak 27 unit yang sebelumnya sudah dianggarkan. Anggarannya besar. Rp73 juta per unit. Sebenarnya kalau dipikir, nilai sebanyak itu mestinya sudah jadi rumah permanen. Tetapi ini hanya semi saja," sesalnya.