Pengamat pendidikan sekaligus guru besar Institut Teknologi Bandung Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan, guru sebenarnya tidak perlu diatur. Yang dibutuhkan adalah diberi kepercayaan penuh untuk mengajar siswa. ”Yang dimaksud belajar adalah berpikir, bernalar, dan berkomunikasi,” jelasnya.
Komunikasi berarti harus ada interaksi intensif antara guru dan siswa. Selama ini, selain mengajar, guru harus mengerjakan urusan administrasi. Misalnya terkait dengan sertifikasi dan kenaikan pangkat yang memengaruhi pendapatan. ”Yang selama ini membebani guru harus dihilangkan. Sehingga guru bisa fokus pada pembelajaran siswa,” tambahnya.
Selain itu, polemik guru honorer harus dituntaskan. Bersamaan dengan itu, guru-guru yang tidak aktif harus dibereskan. Begitu juga pola belajar. SMK harus menggunakan pola belajar sambil bekerja. SD berfokus pada belajar sambil bermain dan bersosialisasi. Sedangkan SMP dan SMA mempelajari dasar-dasar bidang ilmu yang merupakan landasan pengembangan kemampuan.
Sayang, Nadiem kemarin belum bisa dikonfirmasi. Para pejabat Kemendikbud juga belum mau menjelaskan program ke depan. Saat dikonfirmasi, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Supriano irit bicara. Dia berkilah, pidato baru akan dibacakan hari ini. ”Jadi, setelah upacara dan penyampaian pidato itu, baru mau ada rapat. Mungkin dari situ saya berani berbicara. Kalau sekarang terlalu cepat,” jelasnya. (jpg/fajar)