Ada delapan orang yang resmi mendaftar sebagai calon ketua umum. Ahmad Annama, Ridwan Hisjam, Bambang Soesatyo, Agun Gunandjar Sudarsa, Indra Bambang Utoyo, Derreck Loupati, Ali Yahya, dan Airlangga Hartarto.
Tanpa Negosiasi
Sementara Airlangga menjelaskan proses ini bukan kali pertama diikutinya. Tak ada perubahan, baik dari segi proses dan persyaratan. Pun proses musyawarah tetap menjadi acuan dalam pelaksanaan setiap munas. Tak ada negoisasi dengan setiap calon.
“Di Partai tak ada yang seperti itu. Tidak seperti mengelola perdagangan. Jadi tak ada negoisasi,” bebernya usai menyerahkan formulir.
Dukungan 30 persen pun harus dipenuhi sebagai bakal calon. Menurutnya, itulah yang menjadi syarat utama. Dia pun yakin bisa memenuhi segala syarat tersebut, dukungan dari DPD I dan II tak berhenti mengalir ke dirinya.
Sementara Bambang Soesatyo tak ingin mempersoalkan terlalu panjang masalah mekanisme pemilihan. Dia menyerahkan sepenuhnya mekanisme tersebut kepada peserta munas atau pemilik suara.
“Pemilik suara yang menentukan masa depan partai ini. Semua kembali ke pemilik suara, baik DPD I, DPD II, serta semua yang punya hak pilih dan hak suara saat Munas. Mereka sudah dewasa dalam berpolitik,” tambahnya.
Galang Massa
Calon Ketua Umum Petahana Partai Golkar, Airlangga Hartanto menggalang massa sehari jelang munas Golkar. Dia bertemu dengan para petinggi, senior, hingga jajaran pengurus daerah di Hotel Solitaire Gading Serpong, malam tadi.
Sekjen Partai Golkar, Lodewijk Feidrick mengatakan pertemuan tersebut dalam rangka memaparkan hasil pertemuan Arilangga dengan seluru DPD. Mulai DPD wilayah DKI Jakarta, DPD Jabar, hingga pertemuan seluruh DPD se-KTI di Bali, hari Minggu lalu.