“BKIPM akan meminta konfirmasi dari Otoritas Kompeten Tiongkok atau General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC) terkait langkah pencegahan yang dilakukan. Kita juga akan mewajibkan GACC memastikan produk dari Tiongkok sudah diuji dan bebas virus Korona,” jelasnya.
Rina menambahkan, BKIPM juga meminta GACC menginformasikan peta dan data penyebaran virus corona pada produk perikanan di Tiongkok, terutama di Wuhan dan radius 20 km. BKIPM juga telah mengundang ahli virologi dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Profesor R. Wasito yang telah meneliti virus Korona sejak tahun 1989 di Michigan State University, Amerika Serikat.
Merujuk kepada keterangan Profesor Wasito, selama ini belum ada studi yang menguatkan infeksi virus corona pada ikan dan bersifat zoonosis. Virus Korona yang menyerang manusia sangat besar kemungkinan berasal dari virus Korona pada mamalia yang mengalami mutasi.
Hal tersebut senada dengan rilis terbaru penelitian tentang 2019-nCov oleh ahli dari Jerman yang mengemukakan adanya kedekatan kekerabatan antara virus Korona Wuhan (2019-nCov) dengan virus Korona pada kelelawar.
Sebagai informasi, dr. I Made Bagiada, Sp.PD dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Bali sudah memberikan informasi di media sosial terkait Waspada Corona Virus Penyebab Pneumonia Berat Ditularkan Lewat Ikan. Namun Bagiada telah memberikan klarifikasi bahwa data riil terhadap ikan terpapar virus corona belum ada sampai saat ini.