Mereka selalu bangga mengakui dirinya sebagai orang Parepare dan atau bangga disebut sebagai orang Parepare walaupun sesungguhnya sudah bukan lagi penduduk
Parepare. Mereka adalah diaspora Parepare karena sudah berdiam diluar teritori Parepare.
"Setiap kita ketemu, Presiden Habibie selalu menyampaikan kebangganya tentang Parepare," ujarnya.
IKM Pare menjadi wadah sekaligus ajang tumpah ruahnya kerinduan akan kebersamaan untuk tetap menyambungkan, memelihara, dan
mengaktualisasikan bahkan menumbuh kembangkan hubungan kuktural kekeluargaan tersebut dengan berbagai moda dan wahana empirik baik dalam bentuk silaturahmi rutin faktual maupun virtual whats app (WA) yang menjadi tren di masa kini.
Sifat tolong menolong, rasa sepenanggungan menjadi kesadaran yang tumbuh kembali sebagai nilai leluhur.
"Doktrin nilai leluhur Sipakatau (saling menghargai), Sipakalebbi (saling memuliakan) dan Sipakainge (saling mengingatkan) menjadi landasan moral yang wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai ciri dan karakter orang Parepare," jelasnya.
Nilai luhur kearifan lokal yang merupakan lokal genius orang Bugis-Makassar menjadi pranata sosial sekaligus sebagai ldentitas yang sangat relevan dengan perkembangan zaman yang semakin cepat dan tanpa batas.
Identitas orang Bugis Makassar yang terkristalisasi dalam "Panngaderreng" merupakan jiwa dari sebuah amanah yang turun temurun yaitu Siri na Pacce, sebuah rasa malu yang lahir dari dalam sanubari yang paling dalam mendorong untuk bisa berbuat yang terbaik karena ketidakmampuan berbuat baik apakah kepada keluarga atau kepada komunitas masyarakatnya maka tebusannya adalah kematian Siri atau disebut "mate siri" inilah yang selalu dipertahankan oleh
orang Bugis Makassar dimanapun mereka berada.