Walaupun menurut data USA, pada tahun 2017, Arlington yang berpenduduk 230 ribu jiwa memiliki pendapatan rata-rata rumah tangga sebesar USD112,138 ribu atau setara dengan Rp1,5 miliar dan dengan APBD Arlington sekitar Rp17 triliun, tidak serta merta membuat semua orang hidup sejahtera. Bahkan, setidaknya 8,16% penduduk di Arlington County digolongkan miskin atau hidup dibawah garis kemiskinan.
Meskipun yang dimaksud miskin di negeri ini terlihat lebih tinggi level pendapatannya jika dibandingkan secara nominal dengan pendapatan warga negara berkembang seperti pendapatan di Indonesia.
Karena yang dianggap miskin di AS adalah mereka yang pendapatan rata-rata perorang sekitar 6000-7000 dolllar pertahun atau setara dengan 80-90an juta rupiah pertahun. Namun jika pendapatan sebesar itu dibandingkan dengan besaran harga barang dan jasa di AS pastilah tak mencukupi. Dan jelas dikategorikan miskin.
Ada beberapa faktor yang melatar belakangi kemiskinan di AS, seperti tingginya harga rumah,perceraian, penggusuran, kesehatan mental hingga bencana alam.
Dari sisi manusia, ada yang memang tidak bisa mendapatkan pekerjaan bagus karena terjebak dalam kemiskinan struktural sehingga menjadi tuna wisma, tapi ada yang sudah bekerja keras namun tetap mendapatkan penghasilan yang tidak bisa secara penuh menutupi semua kebutuhan hidup.
Beberapa program pemerintah berupa pemberian asuransi kesehatan, perumahan dan pendidikan pun digencarkan di AS.
Hal yang lebih spesifik dan merupakan praktek yang patut dicontoh adalah sikap pemerintah dan seluruh stakeholder yang tegas bahwa harus ada waktu untuk mengakhiri bantuan tersebut dengan cara membuat orang itu menjadi berdaya.