Botaki Tersangka Susur Sungai, IGI: Polisi Lebih Menghargai Koruptor Ketimbang Guru

  • Bagikan

Namun, terlepas dari kesalahan dan kelalaian mereka sesungguhnya tidak layak polisi memperlakukan mereka dengan cara menghinakan mereka dengan memotong rambutnya hingga botak lalu memasarkannya ke publik. Seolah polisi jauh lebih menghargai koruptor yang membunuh kemanusiaan dibanding guru yang secara tidak sengaja lalai yang menimbulkan korban jiwa.

Para polisi ini lupa kalau mereka tidak akan pernah menjadi polisi tanpa peran guru sedikitpun. Dan, para polisi yang menggunduli ini seolah lupa bahwa membaca dan menulis pun mereka tak akan mampu jika tanpa dibantu oleh guru. Karena itu seharusnya polisi ini bukan mempermalukan guru dengan cara-cara seperti itu tetapi seharusnya mereka memperlakukan guru dengan cara yang baik dengan tetap mengedepankan proses hukum dan asas praduga tak bersalah.

Guru-guru ini juga memiliki keluarga dan kehormatan keluarga. Mereka juga harus dijaga karena mereka melakukan semua itu tanpa unsur kesengajaan tetapi murni karena kelalaian dan faktor alam.

"Kami dari ikatan guru Indonesia Tentu saja sangat prihatin dengan jatuhnya korban dari peristiwa susur sungai ini. Dan, Ikatan Guru Indonesia wilayah Yogyakarta bahkan telah mengumpulkan dana dari berbagai pihak untuk disalurkan kepada keluarga korban dan juga keluarga guru yang sedang bermasalah," bebernya.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda DIY, Kombespol Yuliyanto mengatakan, tim Propam Polda sudah memeriksa beberapa anggota Polres Sleman yang diduga menggunduli tersangka insiden susur sungai. Para tersangka ini merupakan guru dari SMP Negeri 1 Turi yang dianggap lalai sehingga menyebabkan 10 siswa meninggal saat kegiatan Pramuka itu.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan