Oleh Dahlan Iskan
FAJAR.CO.ID -- Gelar ”super spreader” kini sudah untuk dua orang.
Yang satu --Anda sudah tahu-- adalah lelaki Hong Kong berumur 83 tahun. Kakek inilah yang dianggap pembawa virus Corona ke kapal pesiar Diamond Princess.
Yang kedua adalah seorang wanita Korsel berumur 61 tahun. Dialah yang dianggap membawa virus ke Negara Ginseng itu.
Dua-duanya terjangkit virus saat berkunjung ke Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, Tiongkok.
Dari Wuhan kakek 83 tahun itu langsung ke Yokohama. Ia liburan dengan istri naik kapal pesiar. Sebentar saja. Hanya dari Yokohama ke Hongkong. Sesuai jadwal, tanggal 25 Januari sudah tiba di Hongkong. Itu tepat Hari Raya Imlek. Sang kakek masih bisa berhari raya di kampungnya.
Ternyata badan si kakek panas. Masuk rumah sakit. Diketahuilah ia mengidap virus Corona.
Kapal yang meneruskan pelayaran ke Vietnam pun diberitahu. Gempar. Pasti sudah banyak penumpang kapal yang tertular. Tular-menular. Sambung-menyambung.
Setelah itu kapal itu pun ditolak berlabuh di Taiwan dan Okinawa. Pun di Yokohama kapal itu dipaksa hanya terapung di dekat pelabuhan. Selanjutnya Anda sudah tahu hebohnya (DI's Way: Cruise Stress).
Heboh itu kini pindah ke ”super spreader” kedua. Wanita 61 tahun itu.
Terutama setelah diketahui wanita tersebut ternyata aktivis gereja aliran sesat --begitu gereja lain menyebutnya.
Itulah gereja ”Jagad Baru” (Shincheonji). Yang sudah punya sekitar 600.000 jemaat di seluruh Korsel.
Bahkan sudah berkembang ke beberapa negara. Gereja itulah salah satu dari sedikit gereja yang berhasil menembus negara komunis Tiongkok --lewat jalan bawah tanah.