FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Pemerintah Arab Saudi mengambil langkah kontroversial untuk mencegah masuknya virus korona. Mereka menolak kedatangan jamaah umrah dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Keputusan itu terbilang sangat mendadak.
Akibatnya, ribuan jamaah yang kemarin sudah tiba di beberapa bandara terkatung-katung. Tidak jelas kapan mereka diterbangkan ke Tanah Suci. Para agen travel di berbagai daerah mengeluh karena terancam merugi miliaran rupiah.
Menurut data Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh) Kemenag, sepanjang hari kemarin (27/2) dijadwalkan ada 4.448 jamaah umrah yang bakal terbang ke Saudi. Dari jumlah itu, yang berhasil terbang mencapai 2.500 orang. Sisanya, 1.948 jamaah, gagal berangkat.
Rata-rata jumlah jamaah umrah di Indonesia sebanyak 4.400 orang perhari. Jika mereka batal berangkat, potensi kerugiannya bisa mencapai Rp 88 miliar perhari. Angka itu didapat dari perkalian jumlah jamaah dengan biaya minimal umrah versi kemenag yang sebesar Rp 20 juta.
Angka itu dibenarkan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (AMPHURI) Jawa Timur Muhammad Sofyan Arif. Dia mengatakan, Jatim termasuk penyumbang keberangkatan jamaah umrah terbanyak di Indonesia. Dalam sehari, rata-rata ada 1.800 calon jamaah yang berangkat. Jika dihitung kerugian yang dialami pihak travel dengan rate harga umrah oleh Kemenag, maka nilainya sekitar Rp 36 miliar per hari.
SPONSORSHIP