Ditambahkan Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto Covid-19 tidak akan menular melalui benda mati karena hanya bisa hidup kalau ada inangnya.
“Ini kan penularannya dengan ‘droplet’ (percikan). Sekarang ‘droplet tuh kan percikan. Apa iya ada orang yang batuk bersin percikannya sampai 10 kilometer? Kan nggak mungkin. Nah kalau dansa kan tidak mungkin punggung-punggungan kan?” ungkap Yuri.
Dia juga menegaskan tak ada rencana penyemprotan disinfektan di sekeliling rumah pasien atau klub dansa.
“Ngapain? Virusnya sudah tidak ada. Virus itu kayak benalu, hanya hidup di pohon yang hidup. Kalau pohonnya mati, virusnya mati. Lha kalau droplet atau percikan ini jatuh ke meja dan lebih dari 5-10 menit, mati selnya. Virusnya mati juga. Jadi virus ini tidak gentayangan kayak debu, harus ada inangnya karena dia hidup di dalamnya, kalau inangnya mati, matilah dia,” terangnya.
Dijelaskannya lagi, virus itu karakternya safe limited disease sehingga dengan daya tahan tubuh yang bagus, pasien akan sembuh sendiri serta tidak semua orang kontak akan menjadi sakit.
“Coba di tempat kerja kita yang satu batuk pilek belum tentu yang lainnya ikut ketularan sakit kan, karena daya tahan tubuhnya,” jelas Yuri.
BACA JUGA: Gejala Corona dan Bagaimana Menghindarinya
Hal senada diungkapkan dokter spesialis paru di Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, Andika Chandra Putra.
“Pada prinsipnya kalau yang namanya virus itu self limiting disease artinya tubuh kita bisa memberikan kemampuan untuk melawan dan tergantung kepada daya tahan tubuh, untuk menjaga daya tahan tubuh itu yang paling penting,” katanya.