FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas dunia saat ini kembali menguat seiring dengan pergerakan dolar Amerika Serikat (USD) yang mendekati level terendah. Selain itu, penguatan emas juga didorong adanya kebijakan lockdown di beberapa negara yang memicu kecemasan terhadap perekonomian.
Mengutip laman Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.621,85 per ounce pada pukul 07.29 WIB, Senin (30/3). Sedangkan, emas berjangka Amerika Serikat melonjak 1 persen menjadi USD 1.641,80 per ounce.
Dealer emas fisik berjuang untuk memenuhi lonjakan permintaan investasi berisiko rendah pekan lalu, terutama di Singapura, ketika wabah itu mencekik rantai pasokan global, disusul oleh diskon besar-besaran tawaran India di tengah kebijakan lockdown.
Akhir pekan lalu, Senat AS telah menyetujui paket bantuan senilai USD 2,2 triliun yang merupakan anggaran terbesar dalam sejarah untuk membantu mengatasi kejatuhan ekonomi yang disebabkan virus korona. Namun, sentimen konsumen AS turun mendekati level terendah tiga setengah tahun pada periode Maret.
Hal tersebut disebabkan oleh angka kematian di AS akibat virus korona bisa mencapai 200 ribu, dengan jutaan kasus. Sementara jumlah kematian di Italia menyusut untuk hari kedua berturut-turut. Meski begitu, Italia kemungkinan bakal memperpanjang langkah-langkah karantina yang ketat untuk menahan penyebaran virus korona.
Sementara, harga logam mulia lainnya, palladium naik 0,8 persen menjadi USD 2.287,98 per ounce, platinum turun 0,5 persen menjadi USD 738,05 per ounce, sementara perak melemah 0,8 persen menjadi USD 14,36 per ounce.
Mengutip situs PT Aneka Tambang (Persero), harga logam mulia atau emas batangan Antam hari ini naik Rp 2.000. Angka tersebut membawa harga emas Antam kembali menembus rekor di level Rp 926 ribu per gram. Sedangkan buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini stagnan alias tetap di level Rp 835 ribu per gram. (jpnn)