FAJAR.CO.ID,MAKASSAR-- Menyikapi penolakan jenazah Covid-19 yang terjadi beberapa hari lalu, mahasiswa UIN Alauddin Andi Chairun Miftahhul Jannah ikut angkat bicara. Terlebih lahan milik Pemprov Sulsel yang dijadikan lokasi pemakaman tak jauh dari kampus UIN Alauddin.
Tak hanya itu, tempat tinggal Andi Chairun Miftahhul Jannah pun tak jauh dari lokasi pemakaman. Kendati demikian, ia mengaku penolakan itu tidak harus terjadi bahkan sampai membakar ban hingga digiring oleh pihak kepolisian.
"Kalau orang awam mungkin setuju untuk penolakan itu, tapi karena ku tahu bilang tidak bakalan menyebar ji jadi tidak setuju ka," ucapnya pada Fajar.co.id, Sabtu (4/4/2020).
Ia turut prihatin melihat kondisi keluarga, ditambah dengan adanya penolakan jenazah yang dikhawatirkan masyarakat mampu menularkan virus corona.
"Kasian ka juga sama mayat dan keluarganya, Sudah meninggal baru tidak di terima sama warga untuk dikuburkan,"bebernya.
Meskipun begitu, Mifta menyarankan pemerintah harus lebih aktif dalam mengedukasi masyarakat, mengingat penolakan jenazah Covid-19 semakin meluas.
"Untuk kasus ini harus ada edukasi ke masyarakat karena semakin hari juga kasus penolakan mayat ini semakin berkembang, yah pasti karena masyarakat juga khawatir dengan kasus ini jangan sampai mereka juga ikut tertular," ungkap Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi tersebut.
Lebih lanjut, kata dia, masyarakat pun harus mampu memilah milih berita, agar tidak mudah percaya dengan berita hoax.
"Untuk masyarakat, kitakan selama ini dapat info info tentang kasus ini dari media massa dan tidak dipungkiri pasti ada berita hoax, jadi kita harus pintar pintar filter mana yang hoax dan bukan," tutupnya. (anti/fajar)