Covid-19 Naik Drastis, Surabaya Belum Ada Niat PSBB

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, SURABAYA-- DPRD Kota Surabaya menyatakan Pemkot Surabaya belum punya rencana mengusulkan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ke kementerian kesehatan, melalui Pemprov Jatim menyusul melonjaknya warga yang positif Covid-19.

Jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya mengalami kenaikan drastis dari sebelumnya pada Sabtu (11/4) hanya 97 orang menjadi 180 orang pada Minggu (12/4). Sedangkan pada Senin (13/4) mengalami kenaikan 28 orang sehingga total menjadi 208 orang.

Wakil Ketua DPRD Suabaya A. H. Thony mengatakan, meskipun DKI Jakarta sudah menerapkan PSBB, Surabaya belum punya rencana karena pandemi Covid-19 di Jakarta dengan Surabaya jauh berbeda. Menurut dia, lonjakan data positif Covid-19 hingga 180 orang dalam sehari itu, perlu dipikirkan upaya untuk melakukan antisipasi agar angka tersebut tidak terus meningkat.

”Kondisi di Surabaya masih relatif terkendali apalagi jumlah angkanya relatif lebih sedikit,” kata Thony seperti dilansir dari Antara pada Selasa (14/4).

Thony mengatakan, pihaknya punya pendapat bahwa pemerintah perlu menyiapkan konsep PSBB itu dari mulai ringan maupun menengah. Namun, untuk menetapkan kapan PSBB itu berlaku di Surabaya, pihaknya masih belum mengetahui karena perkembangan jumlah peningkatan angka Covid-19 masih bisa diantisipasi dengan berbagai cara penanganan seperti memberlakukan isolasi tempat tinggal pasien yang terpapar Covid-19.

Thony menjelaskan, telah mengedukasi kepada masyarakat dengan cerdas agar supaya bisa lebih mematuhi anjuran dari pemerintah. Tidak kalah penting, pihaknya berharap pemerintah tidak terlalu berfokus ke masyarakat yang terkena dampak Covid-19 saja.

”Sekarang masalahnya banyak pihak yang saling tarik-menarik persoalan ini seolah-olah tidak lagi pada persoalan penyakit, tetapi sudah persoalan perut,” terang Thony.

Koordinator Protokol Komunikasi, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M. Fikser mengatakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismharini sudah menggelar audiensi dengan Kapolrestabes Surabaya Kombespol Sandi Nugraha terkait melonjaknya warga positif Covid-19 di Surabaya pada Senin (13/4).

”Bu Risma dan Pak Sandi diskusi banyak. Salah satunya jumlah yang terkonfirmasi apakah mereka dari orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dengan pengawasan (PDP). Atau data dari luar yang kemudian tes swab-nya di rumah sakit di Surabaya. Dari luar masuk, terus jadi seperti itu,” ujar Fikser.

Fikser menjelaskan untuk pasien ODP dan PDP sebelumnya sudah melalui berbagai tahap pemeriksaan dan tes khususnya untuk warga Surabaya. Namun yang dikhawatirkan dari jumlah data yang dimiliki pemkot, ada pasien yang Covid-19, tetapi di luar dari data yang dimiliki pemkot. Artinya, Pemkot Surabaya harus menyiapkan strategi penanganan khusus, jika ada warga Surabaya yang berobat di luar kota dan statusnya positif Covid-19.

”Padahal Surabaya juga kan menjadi rujukan dari berbagai daerah. Bisa jadi awalnya dia (pasien) bukan positif. Lalu dalam perkembangannya berobat di rumah sakit luar Surabaya akhirnya positif. Sehingga ini yang sedang dibahas di sini bagaimana penanganannya,” tutur Fikser. (jpc/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan