FAJAR.CO.ID, NEW YORK-- Wabah virus Korona jenis baru atau Covid-19 disebut muncul di Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019. Ternyata berdasar penelitian terbaru, kemunculannya bisa lebih awal dari itu. Para peneliti memprediksi sebetulnya virus itu sudah muncul sejak awal September 2019. Penelitian itu dilakukan tim ilmuwan yang dipimpin oleh Universitas Cambridge.
Para peneliti yang menyelidiki asal virus menganalisis sejumlah besar strain dari seluruh dunia dan menghitung bahwa wabah awal terjadi di antara kurun waktu 13 September dan 7 Desember 2019. Virus itu mungkin telah bermutasi berbulan-bulan sebelumnya.
“Bermutasi tetapi tetap berada di dalam kelelawar atau hewan lain atau bahkan manusia selama beberapa bulan tanpa menulari orang lain,” kata ahli genetika Universitas Cambridge, Peter Forster, seperti dilansir dari AsiaOne, Senin (20/4).
“Kemudian, virus itu mulai menginfeksi dan menyebar di antara manusia antara 13 September dan 7 Desember 2019, menghasilkan jaringan yang kami sajikan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences (PNAS),” kata Foster.
Tim menganalisis strain menggunakan jaringan filogenetik, sebuah algoritma matematika yang dapat memetakan pergerakan global organisme melalui mutasi gen. Mereka masih berusaha untuk menentukan lokasi pasien awal, dan berharap bantuan dari para ilmuwan di Tiongkok. Firasat terkuat memang terjadi di selatan Wuhan, tempat infeksi virus Korona pertama kali dilaporkan pada Desember 2019.
Tim peneliti Universitas Cambridge baru-baru ini menjadi berita utama internasional dengan makalah mereka tentang sejarah evolusi virus. Diterbitkan di PNAS bulan ini, ditemukan bahwa sebagian besar strain yang diambil sampelnya di Amerika Serikat dan Australia secara genetik lebih dekat dengan virus kelelawar daripada strain yang lazim pada pasien dari seluruh Asia Timur dan jenis virus utama Eropa adalah keturunan dari virus tersebut.
Akan tetapi, penelitian itu hanya melihat 160 strain pertama yang dikumpulkan setelah akhir Desember 2019. Ukuran sampel yang kecil membatasi kemampuan peneliti untuk menentukan kapan dan di mana wabah pertama kali sebenarnya dimulai.
Semakin banyak strain yang dianalisis, semakin tepat mereka dapat melacak asal penyebaran global virus. Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, berasal dari kelelawar. Tetapi ada ratusan mutasi antara Sars-CoV-2 dan yang ada di Yunnan dan Coronavirus.
Perdebatan AS dan Tiongkok
Berdasar itu, beberapa ilmuwan menduga virus itu mungkin telah menyebar secara diam-diam pada hewan inang dan manusia selama bertahun-tahun untuk secara bertahap berevolusi menjadi bentuk yang sangat adaptif yang dapat menginfeksi manusia. Asal virus Korona telah menjadi masalah yang sensitif secara politik.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berulang kali menyebut Coronavirus adalah virus Tiongkok. Sementara itu, Tiongkok menyuarakan teori konspirasi bahwa virus itu dibuat dan diperkenalkan ke Tiongkok oleh tentara AS.
Minggu ini, Fox News dan CNN melaporkan bahwa virus itu mungkin berasal dari laboratorium pusat penelitian virus di Wuhan, mengutip sumber tanpa nama di pemerintah AS. Teori asal laboratorium telah lama ditolak oleh para ilmuwan top dunia, karena semua bukti ilmiah yang ada menunjukkan keaslian alami. Studi Cambridge yang sedang berlangsung dapat menjelaskan lebih lanjut tentang masalah ini.
“Jika saya didesak untuk menjawab, saya akan mengatakan penyebaran asli virus ini dimulai lebih mungkin di Tiongkok selatan, bukan di Wuhan,” kata Forster. (jpc/fajar)